Nampak tenaga medis pada RSUD Asy-Syifa sedang melakukan pemeriksaan terhadap pasien DBD. (Foto: ist)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Asy-Syifa’ merupakan garda terdepan dalam penanganan pasien suspec Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumbawa Barat.
Dari 169 jumlah suspek DBD data Dinas Kesehatan, 113 dirawat di rumah sakit. Dengan demikian, 80 persen ditangani di RSUD. Terlebih lagi, pasien suspek DBD itu sendiri di dominasi oleh kalangan anak-anak.
“RSUD Asy-Syifa’ menjadi pusat rujukan utama bagi para penderita DBD dari seluruh puskesmas yang ada di wilayah ini,” ungkap Dirut RSUD Asy-Syifa’, dr. Carlof Sitompul M.MRS.
Ia menambahkan, perhatian rumah sakit terhadap penyakit DBD ini cukup besar. Bahkan, pihaknya telah menyiapkan sarana dan prasarana jika suatu saat terjadi lonjakan pasien DBD “Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Seluruh tim medis bekerja ekstra, dan kami juga memastikan ketersediaan fasilitas, seperti ruang perawatan khusus serta suplai darah bagi pasien yang membutuhkan transfusi,” ujarnya.
Penanganan pasien di RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat, jelasnya, akan difokuskan pada stabilisasi kondisi pasien serta pemberian perawatan intensif. Berbagai prosedur dijalankan untuk menangani kasus-kasus yang masuk, mulai dari pemberian cairan intravena hingga pemantauan ketat tanda-tanda vital pasien. “Kita bersyukur sebagian besar pasien yang dirawat menunjukkan kondisi yang berangsur membaik,” terang pria berdarah Batak itu.
Ditempat yang sama, dr. Made Yoga Putra S., Sp. A., M.Sc., selaku spesialis anak di RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat membeberkan bahwa pasien anak membutuhkan perhatian ekstra, mengingat sistem imun mereka yang lebih rentan sehingga mudah terserang penyakit.
Menurutnya, DBD pada anak sering kali menunjukkan gejala yang lebih serius dibandingkan orang dewasa. Oleh karena itu, RSUD Asy-Syifa’ memastikan setiap pasien mendapatkan penanganan sesuai protokol medis yang berlaku, termasuk tindakan preventif untuk mencegah komplikasi.
Dalam rangka mempercepat respons terhadap DBD ini, RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat bekerja sama dengan puskesmas di seluruh Kabupaten Sumbawa Barat untuk mendeteksi dini kasus DBD. Sistem rujukan diperkuat dengan koordinasi yang intensif, sehingga pasien dapat segera mendapatkan perawatan di tingkat rumah sakit apabila kondisinya memburuk. Pihak rumah sakit juga mengapresiasi peran aktif puskesmas dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait gejala DBD dan pentingnya pencegahan.
Nah, sebagai bentuk komitmen dalam menghadapi DBD ini, RSUD Asy-Syifa’ juga menyiapkan tim respons cepat yang siap bertugas 24 jam untuk menangani kasus-kasus darurat. “Kami berharap masyarakat tetap waspada dan segera mencari pertolongan medis jika muncul gejala DBD, seperti demam tinggi, nyeri sendi, dan munculnya bintik merah di kulit,” papar dr. Made Yoga Sp.A.,MSc.
Terpisah, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat melalui Dinas Kesehatan turut mendukung upaya penanggulangan DBD ini dengan menyediakan bantuan logistik dan menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kegiatan seperti fogging, pembagian abate, dan edukasi kebersihan lingkungan digencarkan di kawasan pemukiman yang menjadi daerah endemik.
dr. Carlof,M.MRS kembali menambahkan, bahwa pihaknya tidak hanya berfokus pada penanganan medis, tetapi juga berupaya memberikan dukungan psikologis kepada pasien dan keluarga. Beban emosional selama masa perawatan sangat berat, terutama bagi anak-anak. Oleh karena itu, pelayanan di rumah sakit menghadirkan pendekatan yang humanis.
“Dengan langkah-langkah strategis yang telah dilakukan, RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat menunjukkan perannya sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya dalam menghadapi situasi darurat seperti DBD. Upaya bersama antara tenaga medis, pemerintah, dan masyarakat diharapkan dapat segera mengakhiri wabah ini,” pungkasnya. (aA)