Penatenggara.com,.Sumbawa Barat – Dalam rangka melindungi para petani akibat anjloknya harga gabah, Kelompok Gerakan Muda Sumbawa Barat (Geram), dan sejumlah petani menggelar aksi unjuk rasa yang di lanjutkan dengan hearing bersama DPRD dan Dinas terkait, bertempat di Kantor DPRD, Kabupaten Sumbawa Barat, pada Kamis (15/7/2021).
Dengan menerapkan protokol kesehatan, Geram KSB menyampaikan sejumlah tuntutan serta mendesak pemerintah daerah agar segera turun tangan untuk melakukan penyelamatan hasil panen dan mengembalikan harga gabah sesuai Hpp. Selain itu, Geram juga mendesak pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam menentukan kualitas, kapasitas dan inovasi dalam meningkatkan hasil produksi dan distribusi
Selanjutnya mereka meminta Pemkab KSB dan bulog untuk membuka seluas-luasnya ruang kemitraan dan mekanisme pasar bebas bagi penyerapan hasil produksi pertanian untuk menghindari monopoli harga tengkulakisme serta mendorong pemerintah daerah untuk menciptakan iklim equilibrum yang stabil antara nilai yang di keluarkan petani dengan nilai yang di terima petani agar persoalan klasik tidak terjadi berulang ulang setiap musik panen.
Kemudian, mereka mendorong pemerintah daerah untuk menciptakan mekanisme sistem produksi, distribusi dan market yang berkesinambungan agar terbentuknya ekosistem ekonomi sektor pertanian yang saling menguntungkan.
Tak hanya itu, Geram meminta pemerintah daerah untuk segera mengevaluasi sistem distribusi pupuk dengan membagi zona penyaluran berdasarkan luas wilayah pertanian Secara proporsional dan berkeadilan serta mendorong pemerintah daerah untuk menghiasi terbentuknya Koperasi produksi, Bank Tani dan gudang penyimpanan sementara di setiap desa dengan memanfaatkan dana desa,APBD, maupun sumber anggaran lainnya.
Dan terkahir, mereka mendesak DPRD KSB untuk membentuk pansus yang bertujuan mengawasi, mengontrol, menyelidiki dari hulu hingga hilir proses penyerapan gabah regional oleh Badan Usaha Logistik (Bulog).
Usai menyampaikan tuntutannya, pada pukul 10.10 Wita, Geram tiba di kantor DPRD Sumbawa Barat. Selanjutnya, sebanyak 20 orang kelompok Geram memasuki ruang Rapat yang diterima langsung oleh Wakil Ketua DPRD Merliza Jawas, di hadiri pula oleh Kepala Dinas Pertanian KSB Suhadi, MP, MSi, Ketua dan anggota Komisi II DPRD KSB, Perwakilan Dinas Koperindag KSB dan anggota Polres KSB.
Dalam hearing tersebut, Ketua Umum Geram Abi Kemal menyampaikan terimakasih kepada Wakil ketua DPRD, rekan rekan dari dinas Pertanian dan Disperindag KSB yang sudah menerima di sini untuk melakukan Hearing.
Menurutnya, Geram dalam masalah ini hanya sebagai fasilitator dan ingin memberikan ruang bagi para petani untuk menyelesaikan permasalahan di dunia pertanian.
“Persoalan ini sangat sederhana namun terjadi berulang kali setiap tahunnya dan kami ingin meminta solusi terkait keluhan dari para petani,” ungkap Abi Kemal.
Sementara, H. Yen perwakilan Petani menyampaikan bahwa awal Juli dirinya memulai panen dan saat itu harganya masih normal namun 2 hari setelahnya mengalami penurunan begitu pun sampai hari ini masih mengalami penurunan harga.
“Yang kami khawatirkan petani seolah-olah tidak ada tempat mengadu terkait keresahan kami saat ini. Saya ucapkan terimakasih kepada teman teman dari Geram yang sudah memfasilitasi kami untuk berdiskusi hari ini. Harapan saya yaitu dari Dinas Pertanian dan rekan rekan komisi II DPRD dapat memberikan solusi terkait hal tersebut,” ujarnya.
Menanggapi tuntutan Geram, Wakil Ketua DPRD Merliza Jawas, menjelaskan bahwa pihaknya bersama komisi II telah bekerjasama dengan dinas terkait tetap memantau perubahan dari harga gabah di KSB.
“Kami sudah mengadakan pertemuan bersama dengan dinas pertanian, Bulog dan komisi II pada, 20 Juni 2021 setelah melakukan pemantauan di lapangan terkait harga gabah dan hasil pertemuan tersebut yaitu kami merekomendasikan kepada Bulog Sumbawa untuk berkoordinasi dengan Bulog Pusat karena pada pertemuan tersebut tidak menemui titik terang,” kata Merliza.
Tak hanya itu, pihaknya juga telah bersurat kepada presiden pada tanggal 05 Juli 2021 terkait dengan penyerapan harga gabah sebagai evaluasi apakah bulog sudah bekerja secara maksimal dalam menyikapi keresahan petani.
Senada dengan Ketua Wakil Ketua DPRD, Ketua Komisi II Aheruddin bahwa pihaknya telah turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan terkait dengan harga gabah.
“Yang kami dapatkan dari hasil pemantauan yaitu salah satu penyebab dari Harga gabah turun yaitu adanya penyetopan penyerapan gabah dari Bulog Pusat,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya mengapreasiasi sikap Geram telah menjadi fasilitator untuk para petani di KSB.
“Kami berterimakasih kepada kelompok Geram karena masih ada masyarakat yang prihatin terkait kondisi KSB hari ini di sektor pertanian dan mari kita bersama untuk mencari solusi agar keresahan dari petani dapat kita selesaikan,” unarnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Suhadi menjelaskan bahwa terkait dengan permasalahan petani pihaknya selalu berkoordinasi dengan Bulog karena sesuai dengan permendag no.24 Tahun 2020 bahwa untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilitas harga pangan khususnya untuk jenis pangan beras pemerintah menetapkan kebijakannya pada bulog pusat.
“Kami dari dinas pertanian juga sudah bersurat ke direktur umum bulog di jakarta dan alternatifnya yaitu jika bulog tidak bisa melakukan penyerapan satu minggu kedepan maka dari Pihak kementrian pertanian akan menurunkan pembeli dari bali dan jawa namun kemungkinan hal tersebut sangat kecil,” jelasnya.
Suhadi juga telah mendorong pihak Bulog agar segera menambah kouta mitra bulog sebab, di KSB hanya dua mitra dan itu tidak cukup untuk melakukan penyerapan harga gabah secara maksimal.
“Bayangkan saja, mitra bulog di KSB ini hanya 2 dan kami sudah meminta kepada pemerintah provinsi agar mitra bulog di KSB dapat di tambah dan datangkan juga dari pulau lombok sehingga penyerapan harga gabah di KSB dapat stabil,” ujarnya.
Sementara, Kabid Perdagangan Disperindag Rahadian menjelaskan apa yang menjadi keinginan rekan-rekan Geram harus menjadi sebuah pertimbangan dan perhatian setiap pihak, sehingga nantinya apa yang ingin di wujudkan bukan hanya sekedar menjadi pajangan.
Kemudian lepas dari itu, kata dia, bahwa pada tanggal 10 Juni 2021 lalu bulog pusat telah menyetop penyerapan harga gabah sehingga berdampak pada 16 kabupaten di NTB, salah satunya kabupaten KSB.
“Kami sudah melakukan upaya agar penyerapan harga gabah di KSB dapat stabil namun kami juga membutuhkan waktu dan dukungan dari rekan-rekan,” kat Raha, singkatnya.
Usai hearing, di lanjutkan dengan penyerahan tuntutan Geram KSB oleh ketua Geram kepada Wakil Ketua II DPRD Sumbawa Barat.(PN/01)