Tiap hari Jum’at, SDN Satap Talonang Baru melaksanakan kegiatan Imtaq. Program tersebut di rancang untuk menanamkan serta meneguhkan nilai keislaman pada warga sekolah. Namun sayang, lembaga sosial formal yang didirikan berdasarkan undang-undang itu memiliki kekurangan yang sekiranya dapat diatasi dengan segera oleh pemerintah daerah maupun PT. AMNT sebagai bentuk implementasi dari Corporate Sosial Responsibility.
Joni Ade Pratama
Bertempat di halaman Kantor Graha Praja, Senin, 22 Agustus 2022 lalu pukul 07.30, Tim Ekspedisi Talonang di lepas oleh Sekretaris Daerah Sumbawa Barat Amar Nurmansyah ST.,M.Si.
Sebelum pelepasan dilakukan, anggota ekspedisi terlebih dahulu berkumpul pukul 06.30 di Kantor PWI yang terletak di sekitar Alun-alun Kota Taliwang. Anggota tim terlihat bugar. Mengenakan baju kaos hitam berkerah serta topi rimba memberi suntikan semangat yang menyiratkan kepada my expedition, journey of my life.
Usai dilepas, empat unit mobil Innova berwarna putih, hitam, silver dan metalik melesat menuju Talonang Baru.
Perjalanan dari Ibu Kota Taliwang hingga Talonang Baru memakan waktu ± 3 jam. Selama perjalanan, dari Kota Taliwang hingga Kecamatan Jereweh, kita masih melihat halaman rumah penduduk yang ramai dengan umbul-umbul bernuansa merah putih karena spirit 17 Agustus 1945 – momentum Hari Kemerdekaan. Tidak hanya itu, kita juga akan melihat dan mendengar deburan ombak Pantai Poto Batu yang letaknya persis diantara Kecamatan Jereweh dan Ibu Kota Taliwang.
Lepas dari Jereweh menuju Kecamatan Maluk, perjalanan mulai menanjak dan berkelok. Kiri-kanan terlihat kebun pohon jati milik masyarakat, tumbuhan liar dan kelompok pemukiman warga.
Sebelum memasuki Kecamatan Maluk, tim ekspedisi melintasi Gate Benete PT. AMNT. Disana terlihat hilir mudik kendaraan perusahaan, pengapalan konsentrat dan ratusan kendaraan roda dua dan empat yang terparkir di bawah terik matahari dan sebagiannya lagi di parkiran yang teduh.
Dari Kecamatan Maluk menuju Kecamatan Sekongkang, perjalanan menanjak dan berkelok tetap setia menemani. Kendati demikian, jarak tempuhnya tidak terlalu jauh.
Dari Kantor Camat Sekongkang yang letaknya berada dalam Desa Sekongkang Bawah, perjalanan akan melintasi Desa Kemuning dan Ai Kangkung. Desa Ai Kangkung sendiri pernah menjadi lokasi TMMD Kodim 1607/Sumbawa tahun 2018 lalu-sebelum mekar menjadi Kodim 1628/SB.
Dari Ai Kangkung menuju Talonang Baru, disinilah sesungguhnya perjalananku, ekspedisiku dimulai.
Berjalan ditengah hutan. Itulah kalimat yang tepat disematkan kepada anggota Ekspedisi Talonang PWI Sumbawa Barat 2022. Betapa tidak, lepas dari Desa Ai Kangkung pemandagan kiri-kanan hutan lebat nan hijau disertai suara kicauan burung. Pohon Tin dan pohon rimba lainnya tumbuh menjulang tinggi memayungi ruas jalan.
Meskipun menjulang tinggi dan rimbun, cahaya matahari sesekali berhasil menerobos dari cela dedaunan.
Jalan menanjak dan berkelok sudah menjadi teman setia perjalanan. Tetapi kali ini, tidak seperti ruas jalan Jereweh – Maluk. Kondisinya jalan yang dilalui terjal dan sekilas terlihat tajam.
Kendati demikian, jalan tersebut seakan membawa kita menyusuri jalan di negara benua biru yang sejuk, serta jauh dari polusi.
Selama perjalanan, awan menggelayut ditiup angin dan udara terasa dingin. Sembilan jembatan yang menghabiskan uang senilai 675 juta yen atau setara dengan Rp. 87,075 miliar bantuan JICA (Japan International Cooperation Agency) itu masih terlihat kokoh.
Sembilan jembatan yang pembangunannya dilaksanakan sendiri oleh kontraktor Jepang Hazama Corporation selama dua tahun, 2007-2008, itu untuk memiliki tujuan mulia dengan membuka isolasi wilayah selatan Pulau Sumbawa.
Jembatan Tanaman I memiliki panjang 35 meter dengan konstruksi beton pratekan (span composit PC-1 Girger), tiga unit jembatan beton pratekan lainnya, masing-masing Puna III (23 meter), Tabisu I (24 meter), dan Tongoloka (48 meter). Lima unit jembatan lainnya, Tabisu II (20 meter), Tabisu III (22 meter), Tabisu IV (22 meter), Tabisu V (22 meter), serta Tabisu VI (20 meter) dibangun dengan konstruksi konvensional (span RC-T Girder).
Setelah melintasi Tatar dan Lemar Lempo, akhirnya peserta Ekpedisi PWI – PT. AMNT dan Pemda KSB tiba di Talonang Baru dan disambut hangat oleh masyarakat, pemdes, guru dan siswa di SDN Satap Talonang Baru.
Tiba di depan SDN Satap Talonang Baru, lelah dan letih yang tadinya terasa selama perjalanan seakan hilang setelah anggota Ekspedisi disambut penuh ceria oleh siswa sekolah yang mengenakan seragam merah putih.
Momentum itu langsung dirangkai dengan ekspedisi peduli pendidikan dengan membagikan tas, buku serta alat tulis bagi siswa kurang mampu.
“Terima kasih. Ini suatu kebanggan bagi kami atas kemurahan hati dalam berbagi. Semoga menjadi catatan amal ibadah,” ungkap Kepala Sekolah SDN Satap Talonang Baru, Fahmi Fahlizi S.Pd pada media.
Kebanggaan ini, katanya bukan hanya kami yang merasakan. Tetapi, wali murid ikut merasa bangga. Dan semoga dengan bantuan ini, motivasi dan semangat belajar siswa menjadi meningkat.
Pada media, Ia juga mengatakan mengenai kondisi sekolah yang masih terdapat kekurangan yang mesti disentuh oleh pemerintah dan juga PT. AMNT, yaitu air bersih untuk mendukung kegiatan Imtaq yang dilakukan setiap hari Jum’at.
“MCK juga kami butuh. Karena kondisi yang ada sekarang ini cukup memprihatinkan,” ujarnya seraya berharap semoga dengan adanya ekspedisi ini, suara dari Talonang dapat di tunaikan oleh pemangku kebijakan. (deP)