
Nampak petugas saat mengambil sampel darah untuk selanjutnya di uji ke BBVer Denpasar. (Foto; ist)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Kabupaten Sumbawa Barat merupakan salah satu kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat yang masih zona hijau dari penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal tersebut tidak lepas dari pemerintah setempat melalui Dinas Pertanian yang intens melakukan pengawasan terutama arus keluar masuk hewan sebagai bentuk preventif.
Selain pengawasan, Dinas Pertanian juga telah melakukan vaksinasi tahap I dan II pada hewan berkukuh belah, terlebih 15.000 dosis vaksin terealisasi.
“Alhamdulillah, kita di KSB ini belum ada hewan yang suspect PMK,” ungkap Sekretaris Dinas Pertanian, Jamilatun pada wartawan Selasa 11 Oktober 2022.

Meskipun masih zona hijau, tambah Milat-akrab disapa, pihaknya telah mengirim sampel hewan berkuku belah ke Balai Besar Veteriner (BBVet) di Denpasar untuk di uji.
Ia menekankan, perlu juga diingat bahwa penyebaran atau penularan PMK ini sangat mudah. Penularannya terjadi dengan dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung.
Penularan secara langsung terjadi karena adanya kontak langsung dengan hewan sakit, kontak dengan air liur dan leleran hidung hingga bahan-bahan yang terkontaminasi virus PMK, serta hewan karier. Sedangkan penularan secara tidak langsung terjadi karena kontak dengan bahan/alat yang terkontaminasi virus PMK seperti petugas, kendaraan, pakan ternak, produk ternak berupa susu, daging, jerohan, tulang, darah, semen, embrio, dan feses dari hewan sakit.
“Faktor lain penyebaran PMK dari suatu daerah ke daerah lain pada umumnya terjadi karena perpindahan atau transportasi ternak yang terinfeksi, produk asal ternak tertular dan hewan karier atau hewan pembawa virus infektif dalam tubuh,” terang mantan Kepala Bidang Peternakan itu.
Jumlah sampel yang telah di kirim ke Denpasar sebanyak 24 dan enam diantaranya sampel kerbau dan sisanya sapi.
Terhadap kondisi PMK yang belum sepenuhnya aman, Dinas Pertanian menghimbau kepada pemilik hewan untuk waspada dan lebih-lebih intens berkoordinasi dengan petugas soal vaksinasi hewan untuk peningkatan kekebalan tubuh agar tidak gampang terserang penyakit.
“Insya Allah, dalam waktu dekat hasil uji labolatorium itu akan keluar. Nah, pas sudah keluar, hasilnya akan kita sampaikan kepada masyarakat,” paparnya.
Terakhir, Ia berharap kepada komunitas pecinta hewan berkuku belah yang tergabung dalam organisasi apapun itu untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan status zona hijau ini.
“Jika ada satu saja hewan yang suspect PMK di KSB, maka teman-teman juga yang kewalahan menangkal serangan penyakit itu dan berimbas pada harga hewan itu sendiri,” pungkasnya. (deP**)