Kepala Bidang Kesmavet pada Dinas Pertanian, drh. Hendra Surya Saputra M.Si tengah menyampaikan sambutan sekaligus menyampaikan soal penyakit rabies. (Foto: ist)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Seranganan atau Gigitan Hewan Pembawa Rabies (GHPR) tidak bisa di prediksi. Kapan dan dimana saja terjadi. Dari sekian banyak serangan, 40 persen korbannya di dominasi oleh anak-anak.
Berangkat dari itu, Bidang Kesehatan Hewan Masyarakat dan Veteriner (Kesmavet) pada Dinas Pertanian menyambangi Sekolah Dasar (SD) untuk memberikan edukasi sekaligus menyebarkan informasi kepada anak-anak sekolah mengenai penyakit rabies, hewan pembawa rabies, cara penularan, langkah-langkah yang dilakukan ketika digigit anjing hingga tindakan pencegahan penyakit rabies.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian, Muhammad Saleh, melalui Kepala Bidang Kesmavet, drh. Hendra Surya Saputra M.Si, pada media Ahad 23 Oktober 2022 via seluler.
“Kegiatan yang dilaksanakan pada Jum’at 21 Oktober lalu di SDN 1 Taliwang itu harapkan dapat memberi dampak positif yaitu meningkatkan rasa waspada diri dan lebih lebih mendukung Sumbawa Barat bebas rabies,” terangnya.
Ia menambahkan, melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat sekolah menindaklanjuti pernyataan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, MP pada acara World Rabies Day atau Hari Rabies Sedunia 2019 di NTB lalu, bahwa kesadaran publik dan edukasi menjadi elemen penting untuk menyukseskan program pengendalian penyakit rabies.
Lebih jauh Hendra mengatakan, dengan keterlibatan anak-anak dalam edukasi zoonosis ini khususnya bahaya penyakit rabies, bisa mempercepat dan memperluas informasi bahaya rabies, serta cara penanggulangannya.
“Karena anak-anak ini mudah berkomunikasi dan menyampaikan informasi tentang rabies kepada rekannya. Apalagi, usia anak-anak SD banyak menjadi korban,” terangnya.
Menurutnya, anak-anak paling beresiko menjadi obyek serangan hewan rabies. Penyakit itu sendiri dapat tertularkan kepada manusia dengan dampak yang sangat serius. Bisa berujung kematian jika penanganannya kurang serius.
“Sampai saat ini, rabies masih menjadi momok yang serius untuk di waspadai,” pungkasnya. (deP/Advertorial)