Nampak suasana RDPU di Ruang Banggar. (Foto: ist)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Bertempat di Ruang Banggar, Senin 16 Januari 2023, Komisi II DPRD Sumbawa Barat langsung bersikap menanggapi keluhan masyarakat petani terutama serangan ulat yang diduga menggerogoti tanaman padi di Sumbawa Barat.
Keberadaan hama ulat tersebut cukup mengusik karena kehadiranya di batang padi di khawatirkan menimbulkan penyakit dan tidak menutup kemungkinan berakibat fatal, padi rusak.
Mengawali rapat tersebut, Ketua Komisi II, Aheruddin Sidik SE.,ME membuka dan membahas soal penanganan hama ulat serta masalah lainnya yang di laporkan oleh tiap Koordinator BPP se-Sumbawa Barat.
Pertama, terangnya, serangan hama penyakit ulat dayak di Kecamatan Jereweh. Petani setempat cukup kesulitan melakukan penanganan karena ketersediaan pestisida atau obat untuk menanggulanginya nihil. Terus, serangan penyakit merah di Kecamatan Sekongkang diduga kelembaban yang tinggi.
Selain itu, obat-obatan untuk hama penyakit sangat terbatas, sehingga petani mesti membeli/ meracik sendiri obat-obatan untuk mengatasi hama di lahan pertanian.
“Selain itu, ditemukan Kartu Tani yang diduga bermasalah secara sistem, sehingga diharapkan kedepannya dapat diperbaiki,” beber Aher.
Sementara itu, di Kecamatan Taliwang serangan hama busuk leher dan hama jamur. Sedangkan di Kecamatan Brang Rea dan Brang Ene, petani mengeluh dengan serangan penyakit blast, ulat, kresek dan wereng.
“Terakhir, di Kecamatan Seteluk mengenai serangan hama dan persoalan kekeringan yang di hadapi petani jagung di Kecamatan Poto Tano,” ujarnya.
Turut hadir dalam RDPU itu Dinas Pertanian, Koordinator BPP Kecamatan Se- KSB, dan Distributor pupuk Sumbawa Barat.
“Kalau untuk pupuk, Alhamdulillah sampai saat ini belum ada keluhan,” terangnya.
Meskipun demikian, Komisi II mengingatkan kepada distributor agar pupuk jangan sampai langkah apalagi saat ini, hampir semua wilayah sedang melakukan proses pemeliharaan.
“Pupuk ini, menjadi attensi juga. Barang tersebut salah satu untuk yang dibutuhkan dalam meningkatkan produksi padi,” paparnya.
Nah, prihal serangan hama da
n penyakit yang menjadi keluhan petani, Komisi II memiliki beberapa catatan kritis. Diantaranya, tetap maksimalkan koordinasi dan memantapkan langkah antisipasi stok pupuk di tanah Pariri Lema Bariri ini.
Selanjutnya, tambah Aher, jajaran Komisi II meminta dinas terkait untuk segera melakukan penanganan hama dan penyakit dengan gerakan serempak POPT dan Penyuluh turun lapangan ke lokasi terdampak. Melihat lebih dekat agar bertindak lebih cepat dan tepat.
Terakhir, diharapkan kersedianya obat untuk hama/ penyakit di masing-masing BPP sebagai wujud memberikan pelayanan terbaik bagi petani. Sehingga jika ditemukan laporan terkait hama penyakit di masing-masing kecamatan, maka dapat segera diatasi dengan baik.
“Sebagai closing statement, Insya Allah besok teman-teman Komisi II akan berkunjung ke tiap BPP guna meninjau langsung keluhan masyarakat petani,” pungkasnya. (deP/advertorial)