Direktur RSUD As-Syifa’, dr. Carlof Sitompul (tengah) diapit oleh dr. Gus De Janardhana, Sp. PD (baju batik kuning) dan dr. Luh Putu Previyanti Dharma Putri (baju biru) berfoto bersama dengan staf civitas hospitalia, Kamis (6/7) kemarin. (Foto: ist)
Berita ini Kerjasama Kominfo Sumbawa Barat dengan PenaTenggara.com
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) As-Syifa’ terus berbenah. Pelayanan kepada masyarakat menjadi hal utama.
Kini, manajemen rumah sakit menghadirkan pelayanan baru yakni pelayanan klinik jantung dan pembuluh darah.
Dengan adanya pelayanan ini, tentu memudahkan masyarakat setempat. Mereka tidak perlu lagi jauh-jauh berobat untuk mendapatkan tindakan medis karena rumah sakit terdekat sudah mampu melayani.
Demikian diutarakan oleh Direktur RSUD As-Syifa’, dr. Carlof Sitompul pada media, Jum’at (7/7).
“Mulai hari ini, layanan jantung dan pembuluh darah sudah tersedia di RSUD As-Syifa. Layanan ini akan ditingkatkan sebagaimana layanan lain yang telah berjalan sebelumnya sehingga RSUD As-Syifa’ Sumbawa Barat bisa benar-benar dirasakan kehadirannya oleh masyarakat,” ungkap Dirut.
Membuka layanan ini, ungkapnya, merupakan wujud nyata dari komitmen rumah sakit dalam memberikan layanan terbaik kepada publik.
Untuk mendukung pelayanan dimaksud, ujar dr. Carlof, pihaknya mendatangkan dr. Gus De Janardhana, Sp. PD ( spesialis penyakit dalam) dan dr. Luh Putu Previyanti Dharma Putri dari KSM Jantung dan Pembuluh, Kamis (6/7) kemarin.
“Selamat bergabung dokter di tanah Pariri Lema Bariri. Sebagai satu kekuatan baru, Ayuk bersama-sama berjuang dan memberikan pelayanan paripurna pada masyarakat,” terang dr. Carlof.
Lebih jauh dr. Carlof, mendatangkan dua tenaga itu merupakan salah satu bukti keseriusan manajemen rumah sakit dan Pemda dalam mengimplementasikan transformasi layanan kesehatan ke arah yang lebih baik agar selaras dengan program utama Kemenkes RI.
Menurutnya, apa yang dilakukan hari adalah langkah awal dalam mewujudkan transformasi layanan kesehatan dalam penanganan penyakit jantung di KSB.
“Layanan ini terinspirasi setelah pertemuan Menkes Budi G. Sadikin dengan Bupati KSB di Jakarta, beberapa bulan lalu. Dari situlah muncul semangat untuk mewujudkan pelayanan penyakit jantung hingga nanti di KSB bisa melaksanakan tindakan pemasangan ring jantung,” urai Dirut Rumah Sakit.
Sebagaimana diketahui, penyakit jantung menjadi penyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia. Data tahun 2018, terdapat 4,2 juta orang menderita penyakit jantung, sedangkan angka kematian mencapai 14,4 persen.
“Dengan adanya layanan ini, masyarakat bisa berkonsultasi lebih-lebih mendapatkan edukasi dan mengetahui gejala penyakit jantung dan bagaimana langkah penanganannya jika terjadi serangan jantung,” beber pria berdarah Batak itu.
“Kalau kita dideteksi lebih awal, akan mempercepat penanganan dan mengurangi angka kematian,” sambungnya.
Terakhir, dr. Carlof mengingatkan kepada masyarakat untuk menghentikan kebiasaan merokok dan mengontrol tekanan daerah karena itu bisa menjadi penyakit jantung. Tidak sampai disitu saja, bagi pasien penderita kencing manis atau diabetes diharapkan mengontrol gula darahnya secara intens lantaran kadar gula yang tidak terkontrol juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
“Untuk aktifitas fisik seperti berolahraga, direkomendasikan selama 150-300 menit per/minggu,” pungkasnya. (deP)