Dirut RSUD Asy-Syifa’, dr. Carlof Sitompul. (Foto: ist)
Berita ini Kerjasama Kominfo Sumbawa Barat dengan PenaTenggara.com
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terkait penyakit jantung, RSUD Asy-Syifa’ Sumbawa Barat membuka layanan penyakit jantung. Layanan yang notabene baru seumur jagung-dua bulan lebih itu, banyak masyarakat Sumbawa Barat yang telah melakukan check up.
Bahkan, data check up per/bulan September 2023, rumah sakit telah menerima pasien kurang lebih 107.
“Ini menandakan, bahwa layanan jantung dan pembuluh darah dibutuhkan oleh masyarakat,” ungkap Dirut RSUD Asy-Syifa’ dr. Carlof Sitompul pada media, Sabtu 7 Oktober 2023.
Dia menambahkan, pihaknya membuka layanan dimaksud karena penyakit jantung ini merupakan salah satu penyakit dengan penyumbang angka kematian tertinggi Indonesia. Selain dari itu, seiring kebiasaan atau pola hidup masyarakat yang masih gemar merokok.
Sebagaimana diketahui, jelasnya, bahwa merokok berpotensi menyebabkan terjadi penyakit jantung ataupun serangan jantung.
Penyebab lainnya terjadinya penyakit dan serangan jantung ialah Diabetes atau kencing manis. Penderita penyakit itu kalau gula darahnya tidak terkontrol dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.
“Layanan seperti ini mesti ada di fasilitas kesehatan terdekat. Karena, kalau ada masyarakat yang kena penyakit jantung, maka mereka tidak perlu ke luar daerah untuk mendapatkan tindakan medis ditambah lagi dengan ongkos yang cukup besar,” paparnya.
Sejauh ini, sambung Dirut RSUD Asy-Syifa’, masyarakat yang telah mendatangi klinik jantung di rumah sakit, datang dengan berbagai macam keluhan. Ada yang jantungnya berdebar dan ada juga yang nyeri dada.
“Selama mereka datang check up kesehatan, tetap kami sikapi sesuai standar pelayanan dan ditunjang oleh tenaga kesehatan spesialis jantung,” bebernya.
Terakhir, dr. Carlof mengatakan mengacu kepada data tahun 2018 bahwa 4,2 juta warga Indonesia menderita penyakit jantung dan 14,4 persen merupakan jumlah kematian.
Artinya, penyakit ini sangat berbahaya dan perlu penanganan yang cepat dan tepat. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan masyarakat untuk mengetahui apa saja gejala-gejala penyakit jantung serta bagaimana penanganannya.
“Kalau dapat terdetek dari awal, akan mempercepat penanganan sehingga dapat mengurangi angka kematian,” terangnya.
“Kalau yang hobi berolahraga, jangan sampai over (berlebihan) sekalipun itu hobi kita. Direkomendasikan untuk melakukan aktifitas berolah raga atau aktivitas fisik selama 150 – 300 menit per minggu,” pungkasnya. (deP)