Sekretaris Dinas Sosial Sumbawa Barat, Alimuddin SH.,MM.Inov. (Foto: ist)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Kinerja pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa Barat terhadap pengentasan kemiskinan patut diapresiasi. Pasalnya, grafik dari angka kemiskinan sejak tahun 2018 s/d 2024 menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.
Tahun 2018, jumlah warga miskin di tanah Pariri Lema Bariri sebanyak 1.586 KK. Selanjutnya, pada tahun 2019 jumlah warga miskin 1.486 KK. Tahun 2020 sebanyak 1.463 KK. 2021, angka kemiskinan terus menurun mencapai 1.459 KK. Tahun 2022, angka kemiskinan turun menjadi 1.457 KK dan tahun 2023 turun menjadi 1.293 KK. Tahun 2024 ini, terdapat 1.256 KK yang masih tersisa didalam data warga miskin Sumbawa Barat.
“Data ini menunjukkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan bisa dikatakan berhasil dan dilakukan step by step (dikit demi sedikit),” ungkap Sekretaris Dinas Sosial Sumbawa Barat, Alimuddin SH.,MM.Inov, Selasa 21 Oktober 2024.
Menurutnya, penurunan angka kemiskinan ini tidak dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tentu. Melainkan keberhasilan ini merupakan buah dari kolaborasi pemerintah lintas sektoral yang muaranya membantu masyarakat miskin menjadi masyarakat yang mampu dan sejahtera.
“Tahun 2024 ini, ± 140 KK akan di graduasi dari data kemiskinan Sumbawa Barat atau FM 3,32,” bebernya.
“Mereka yang di ‘eliminasi’ itu ada beberapa alasan. Sedang mendapat mendapat bantuan lain dalam rangka peningkatan ekonomi (kemiskinan ekstrem.red), sudah berdaya, memiliki penghasilan karena telah mendapatkan pekerjaan, meninggal dunia serta migrasi tempat tinggal,” paparnya kembali.
Sekdis Sosial menambahkan, FM 3,32 ini merupakan basis data kemiskinan Sumbawa Barat yang dulu dideklarasikan bersama masyarakat. “Harapan kami, angka kemiskinan ini kian menyusut dari tahun ke tahun,” ujarnya.
Lebih jauh lagi Alimuddin menambahkan, untuk menurunkan angka kemiskinan lagi, pihaknya berencana melakukan pemberdayaan terukur dan terarah agar masyarakat miskin bisa keluar dari zona ekonomi sulit.
“Nanti formulasinya, kita data dulu potensi atau minat yang dimiliki tiap keluarga. Misalnya melalui Usaha Ekonomi Produktif (UEP) individu atau UEP Kelompok Usaha Bersama (KUBe). Begitu gambaran sementara,” ulas Ali, akrabnya disapa. (deP)