PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Banyak jalan menuju roma. Ungkapan tersebut rasanya tepat dialamatkan kepada Dinas Kesehatan Sumbawa Barat yang kian konsisten dalam memantapkan pelayanan.
Salah satu contoh wujud dari upaya meningkatkan dan memantapkan pelayanan, Manajemen Puskesmas di tanah Pariri Lema Bariri mendapatkan bekal berupa pelatihan yang dilaksanakan, Mei 2014 lalu.
Pelatihan tersebut menggunakan metode PDCA TULTA (Plan, Do, Check, Action). Metode ilmiah ini mengedepankan tujuh langkah dan tujuh alat untuk memperkuat manajemen mutu layanan kesehatan.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumbawa Barat, Hj. Erna Idawati pada media.
Nah, pada 28 s/d 29 November 2024, Dinas Kesehatan menggelar Konvensi Mutu Puskesmas.
Konvensi ini menghadirkan sejumlah pakar dan perwakilan dari berbagai instansi. Didatangkan dari Quality Improvement Expert, Ir. Marihot Nainggolan, ST., MT., MS., IPM. Perwakilan dari Kemenkes Ratu Intang, SKM, MKM, dan Galuh Ummul Mukminin, S.Si. Apt. MPH dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB. Nama-nama tersebut diangkat sebagai tim assesment Stream I.
Sementara itu, Prof. Dr. Paulus Sukapto, Ir., MBA dari Quality Improvement Expert, perwakilan Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) Ika Hutagalung, dan Mukminin, S.Si., Apt., MPH dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB diangkat sebagai tim assesment Stream II.
Terlebih lagi, konvensi mutu itu juga turut menghadirkan organisasi dunia yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni UNICEF dalam kapasitas memberikan arahan mengenai indikator penilaian yang meliputi manajemen mutu, inovasi layanan, dan keberlanjutan program.
“Hasil penilaian Konvensi Mutu itu menunjukkan capaian luar biasa. Puskesmas Brang Ene, Taliwang II, dan Jereweh berhasil mendapatkan predikat Gold. Sementara tujuh Puskesmas lainnya meraih predikat Silver,” terangnya.
Mengutip dari apa yang disampaikan oleh teman-teman perwakilan UNICEF, beber Hj. Erna, bahwa mereka memberikan mengapresiasi terhadap progres manajemen mutu di Sumbawa Barat. KSB membuktikan diri sebagai salah satu daerah terbaik dalam pengelolaan mutu layanan kesehatan primer. Ini menegaskan, bahwa dengan capaian yang telah diraih mencerminkan komitmen kuat untuk terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Konvensi ini, sambung Kadis Kesehatan, bertujuan untuk memberikan dan menanamkan wadah kompetitif yang sehat antar-Puskesmas dalam meningkatkan mutu layanan, menciptakan sarana untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran dalam pengembangan inovasi, serta mendorong keberlanjutan inovasi pelayanan kesehatan.
“Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, tiap Puskesmas diharapkan membentuk dan menguatkan Gugus Kendali Mutu serta menjalankan minimal dua proyek mutu baru setiap tahunnya,” ungkapnya.
“Langkah ini dirancang untuk memastikan inovasi layanan kesehatan terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” ujar Hj. Erna kembali.
Terakhir, ungkap Hj. Erna keberhasilan Konvensi Mutu Puskesmas (KMP) ini memberikan edukasi mengenai betapa pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan mitra seperti UNICEF.
“Dengan capaian ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat mengambil langkah besar menuju pelayanan kesehatan yang berkualitas, inovatif, dan berkelanjutan, sekaligus menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia,” pungkasnya. (aA)