Petani menggunakan drum untuk hilirisasi air mengantikan saluran irigasi primier yang putus. (Foto: aA)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Curah hujan yang tinggi mengakibat salah satu infrastruktur pertanian di Kecamatan Jereweh, berupa jaringan irigasi primier putus.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Syahril melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air, Ahmad Safwan pada media, Jum’at 3 Januari 2025.
Dikatakan Safwan, jaringan irigasi primier yang putus itu terletak di Lang Desa Kiri. Akibat terjang air, kerusakan yang terjadi pada tubuh saluran sepanjang 40 meter.
Lebih jauh Kabid SDA, kerusakan jaringan itu telah di tangani sementara dengan menggunakan jaringan darurat. Yakni berupa drum yang di las dan disambung untuk mengalirkan air. Dengan demikian, petani sekitar tidak lagi merasa was-was apalagi terancam gagal tanam.
Penanganan terhadap jaringan tersebut sangat urgent. Pasalnya, keberadaan jaringan itu sangat vital bagi petani setempat. “Kami meminta teman-teman petani untuk melakukan pemeliharaan sementara terhadap jaringan darurat itu sembari menunggu konstruksi bangun baru tubuh jaringan yang rusak,” terangnya.
Safwan juga tidak memungkiri, bahwa hujan lebat yang mengguyur Sumbawa Barat pada Desember 2024 lalu, sejumlah wilayah terendam air dan juga banjir.
Tidak sampai disitu, hujan yang lebat itu turut memberikan dampak pada jaringan irigasi. Selain putus, air hujan juga membawa material lumpur serta potongan-potongan kayu kecil sehingga memicu terjadinya penumpukan sedimentasi dalam jaringan.
“Setiap laporan masyarakat petani langsung kami sikapi selama itu berkenaan dengan Bidang SDA,” pungkasnya. (aA)