(Kepala Dinas Pertanian KSB, Suhadi, MP, MSi/Foto Hasil Tangkapan Layar)
Penatenggara.com, Sumbawa Barat – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Pertanian, terus berupaya untuk menstabilkan harga gabah petani. Upaya ini menyasar ke wilayah-wilayah dengan harga gabah dibawah Harga Pokok Penjualan (HPP).
“Sejak awal musim panen, Dinas Pertanian telah berkoordinasi dan komunikasi dengan pihak kementerian melalui Dirjen Ketahanan Pangan dan Perum Bulog wilayah Sumbawa, untuk memastikan agar dapat menyerap gabah petani sesuai dengan HPP ketika musim panen raya,” kata, Suhadi, MP, MSi kepada wartawan, Rabu (14/7/2021).
“Untuk harga pemasaran, itu bukan kewenangan dinas pertanian. Namun kami tidak tinggal diam. Upaya menstabilkan harga gabah ini terus kami lakukan. Yaitu, mendesak bulog agar segera menyerap gabah petani sesuai HPP,” tambahnya.
Terkait anjloknya harga gabah, kata dia, pihaknya sudah berkomunikasi langsung dengan Dirjen Ketahanan Pangan melalui video conference.
“Kami saat itu telah menyampaikan terkait keluhan petani langsung ke Dirjen Ketahanan Pangan, melalui video conference beberapa waktu yang lalu. Bahkan, kami sudah menyurati yang di tanda tangani oleh Bupati Sumbawa Barat,” terangnya.
Masalah saat ini, tambah Suhadi, mitra bulog yang ada di KSB hanya dua yaitu UD. Lang Pasir Brang Rea dan UD. Fantasi Brang Ene. Selain itu, kuota pembelian yang diberikan bulog kepada mitranya sangat kecil, juga gudang penyimpanan yang kurang menjadi kendala dalam menyerap gabah petani.
“Oleh karena itu, kami mendorong bulog untuk dapat menambah mitranya. Bila perlu di setiap desa atau minimal setiap kecamatan yang ada. Kemudian, untuk gudang penyimpanannya kami sudah usulkan gudang-gudang selain gudang penyimpanan mitra,” jelasnya.
Dirinya, tak menampik jika kedua mitra yang ada di KSB saat ini kewalahan menyerap gabah petani. Hal itu disebabkan pembelian gabah sesuai HPP.
“Seperti mitra bulog, UD. Lang Pasir Brang Rea. Banyak petani menjual gabahnya kesana. Bahkan, ada petani yang belum terima uang. Dikarenakan uangnya habis,” urainya.
Pihaknya, lanjutnya meminta kepada Bulog atau Mitranya untuk lebih aktif dan optimal menyerap gabah petani. Jangan kalah cepat dengan oknum pembeli yang tidak bertanggung jawab.
“Kami berharap agar Bulog mengangkat Mitra yang lebih banyak dan tersebar pada semua kecamatan. Lebih-lebih lagi kalau bisa pada setiap Desa agar masalah yang di hadapi petani segera teratasi,” demikian, tutupnya.(PN/01)