
Nampak anggota PWI KSB bersama manajemen PT. AMNT berfoto di lokasi pembangunan Smelter. (Foto: ist)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Perang yang terjadi antara dua negara tetangga yakni Rusia dan Ukraina yang hingga saat ini belum redah, rupanya berpengaruh pada pembangunan Smelter di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Dampak yang paling dirasakan atas perang tersebut yaitu terhambatnya alur supply chain dimana rute Asia-Eropa bermasalah cukup parah karena adanya kemacetan pelabuhan dan pengiriman kargo udara.
Head of Corporate Communications PT. AMNT, Kartika Octaviana pada awak media anggota PWI KSB saat kunjungan ke lokasi Smelter, Rabu 24 Agustus 2022 lalu mengatakan pihaknya optimis pabrik pemurnian emas akan rampung tepat waktu meski sempat dihadapkan pada dua masalah. Pertama, dunia di serang oleh virus Covid -19 yang cukup lama hampir dua tahun lebih serta berdampak pada sulitnya mobilitas barang dan SDM. Kedua, belum pulih dari virus tersebut, pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina.

“Akibat dari itu, konstruksi Smelter yang rencananya dimulai Juli 2022 lalu, terpaksa mundur,” ujarnya singkat.
Nah, kendati perusahaan dihadapkan pada berbagai tantangan, perkembangan pembangunan Smelter terus dilakukan. Buktinya, persentase capaian pembangunan fasilitas pemurnian sampai dengan Januari 2022 adalah 35,53% dan selalu mencapai target verifikasi 6 (enam) bulanan. Sedangkan khusus untuk camp (tempat tinggal,red) yang dibangun diatas lahan 15 hektar dengan kapasitas 3.000 orang di targetkan rampung Oktober mendatang.
Smelter yang dibangun tersebut nantinya memiliki kapasitas input sebanyak 900.000 ton konsentrat tembaga. Adapun konstruksinya dikerjakan oleh PT Pengembangan Industri Logam (PT PIL Indonesia) yang telah menanda tangani kontrak kerja sama dengan PT AMIN.
Sebagai wujud perkembangan pembangunan smelter, beberapa hal telah dilakukan. Seperti pesanan pembelian (purchase order) untuk seluruh peralatan dengan fungsi kritikal yang memiliki waktu pengiriman sangat lama (long lead equipment) telah dilakukan oleh PT. AMMAN.
Terakhir, perusahaan berharap bantuan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam hal jaminan kepastian perizinan serta upaya sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat setempat agar tercipta situasi yang aman serta kondusif. Sehingga, sambungnya proyek ini dapat berjalan dengan lancar sekaligus membawa multiplier effect bagi Indonesia, khususnya dalam hal peningkatan ekonomi bagi masyarakat Sumbawa Barat.

Ditempat yang sama, Ketua PWI Sumbawa Barat, Khairil W. Zakariah mengajak masyarakat berdo’a agar kedepannya tidak ada lagi hambatan dan kendala dalam pembangunan Smelter.
Pabrik pemurnian emas ini, kata Khairil sangat dinanti oleh masyarakat. Dengan kehadirannya, industri turunan akan mengikuti. Dan itu, beber Ketua PWI berimbas juga pada penyerapan tenaga kerja dan lebih-lebih menguntungkan bagi masyarakat.
“PWI sebagai lembaga profesi mendukung penuh investasi berkelanjutan yang tentunya tetap memberdayakan warga lokal. Yang paling penting lagi, tetap mengedepankan kelestarian dan ramah lingkungan,” paparnya.
Menurutnya, kunjungan PWI KSB bersama manajemen PT. AMNT ke lokasi Smelter merupakan kemitraan yang selanjutnya di ulas menjadi sebuah karya mengenai narasi tentang progres Smelter.
“Semoga tidak ada aral melintang agar berjalan sesuai rencana,” harap Ketua PWI. (deP/adv).