PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Fase konstruksi Smelter membutuhkan tenaga kerja sebanyak 2.000 orang. Komposisi rekrutmen dari jumlah tenaga yang dibutuhkan, Sumbawa Barat mendapat kuota 1.200 orang. Sisanya, 800 orang untuk kuota ragional dan juga nasional.
Seiring dengan adanya permintaan tenaga kerja dari perusahaan-perusahaan, maka otomatis peluang kerja menjadi ikut terbuka. Terlebih, kawasan industri yang ada di Kecamatan Maluk menawarkan profit yang cukup menjanjikan.
Oktober 2022 lalu, PT. AMNT dan mitra bisnisnya membuka lowongan kerja 245 orang untuk mengisi post tenaga kerja di PT. GJI, PT. PIL dan PT. KTI. Disisi lain, kuota naker lokal menjadi prioritas sebagai wujud pemberdayaan. Akibat dari itu, muncul spekulasi miring soal migrasi penduduk. Mereka yang masuk ke Sumbawa Barat semata-mata ingin masuk mengejar kuota lokal.
“Tidak bisa kita jastifikasi, bahwa meningkatnya jumlah penduduk kita ini karena perpindahan demi mengejar kuota lokal tenaga kerja,” ungkap Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), Lenny Tovani. MM.
“Meningkatkannya populasi manusia di suatu daerah dipicu oleh tingginya angka kelahiran dan alasan lainya. Bisa saja mereka yang pindah ke KSB itu mengikuti keluarga atau abdi negara yang pindah tugas, sehingga langsung menetap menjadi warga disini,” bebernya lagi saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (7/2) tadi.
Ia mengatakan, jumlah penduduk Sumbawa Barat pada tahun 2022 sebanyak 147.348 jiwa. Sedangkan tahun 2021 lalu, jumlah penduduk Sumbawa Barat 143.855 jiwa. Pada tahun 2020, jumlah penduduk Sumbawa Barat sebanyak 148.606 jiwa. Ini menunjukan, persoalan kependudukan itu fluktuatif.
Lebih jauh Lenny, migrasi atau perpindahan penduduk merupakan hak semua insan. Jadi, kami di Dukcapil ini, sifatnya melayani.
“Kalau ada yang melakukan pengurusan administrasi, yaa kami proses,” pungkasnya. (deP)