Sumber SSGI prihal stunting di NTB. (Foto: ist)
Berita ini Kerjasama Kominfo Sumbawa Barat dengan PenaTenggara.com
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Upaya pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dalam menurunkan angka Stunting patut di acungi jempol.
Persentase Stunting pada tahun 2021 mencapai 23,50 persen. Sedangkan tahun 2022 mencapai 13,50 persen. Bisa di simpulkan, data tersebut menandakan terjadinya penurunan yang cukup signifikan dengan marjin 9,70 persen.
Berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), nilai Sumbawa Barat jauh meninggalkan Kabupaten Lombok Timur yang notabene terbaik kedua dalam menurunkan angka Stunting dengan nilai 2,00 persen.
“Kami menyadari untuk mencapai hasil yang optimal, dibutuhkan dukungan dan bantuan dari semua pihak khususnya mitra pemerintah daerah,” ungkap Kepala Kesehatan Sumbawa Barat, Hj. Erna Idawati SE pada media, Kamis (4/5).
Keberhasilan kita dalam menurunkan Stunting, beber Hj. Erna tidak lepas dari arahan pimpinan daerah, dinas-dinas/OPD yang terlibat, agen gotong royong, tenaga ASN-PTT, anggaran dari APBD serta bantuan dari PT. AMNT-perusahaan yang berinvestasi di tanah Pariri Lema Bariri.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa penanganan stunting di Sumbawa Barat dilakukan secara kolektif, sehingga hasilnya bisa signifikan.
Sejumlah upaya konvergensi percepatan pencegahan stunting juga terus dilakukan. Sejak perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi.
Beragam upaya penanganan stunting terus dilakukan sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, terlebih BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.
Lebih jauh Hj. Erna, meskipun saat ini terbaik, upaya pencegahan terhadap Stunting di daerah tak boleh berhenti. Artinya, ini seperti sebuah sistem yang harus terus berjalan.
“Pencegahan dan penanganan tidak boleh berhenti. Harus kita lakukan secara kontinyu sebagai upaya menyiapkan generasi masa depan yang berkualitas,” bebernya. (deP)