
Tim Dinas Ketahanan Pangan Sumbawa Barat saat mengecek proses penggilingan. (Foto: ist)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Meskipun bantuan telah diserahkan pada tahun 2022 lalu, Dinas Ketahanan Pangan Sumbawa Barat tetap melalukan evaluasi dan pembinaan sejauh mana bantuan pabrik penggilingan tersebut berjalan.
Bantuan pabrik penggelingan yang terdiri dari gudang, mesin pengering, lantai jemur dan mesin itu diberikan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Unter Dara Sawit di Desa Tamekkan, Bulaeng di Desa Seloto, Gapoktan Batu Putih di Desa Batu Putih, Kecamatan Taliwang. Sinar Harapan di Desa Ai Suning Kecamatan Seteluk, Liang Banyu di Desa Lamuntet dan Gemuruh di Desa Sapugara-Bree Kecamatan Brang Rea.
Sedangkan anggaran pengadaannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan di kerjakan oleh perusahaan PT. Pura.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ir. Amin Sudiono MM pada media, Minggu (11/6) mengatakan bahwa bantuan yang telah diberikan itu tetap di evaluasi secara berkala. Bukan berarti, setelah bantuan diserah-terimakan lalu pemda tidak melakukan control. Menurut kami, sambungnya, itu persepsi yang keliru.
Tetap kami bina, kami arahkan dan evaluasi. Harapannya, ungkap Kadis Ketahanan Pangan, mereka gabungan kelompok tani itu bisa mandiri, baik soal pangan dan juga mandiri secara ekonomi.

Kedepan, ujarnya mantan Kepala Dinas Koperindag itu, dalam rangka meningkatkan kompetensi Gapoktan itu, dalam waktu dekat juga Dinas Ketahanan Pangan berencana memberikan pelatihan khusus kepada operator mesin penggelingan mengenai bagaimana mesin di operasikan dengan benar dan tepat agar tidak mudah rusak dan umur pemakaiannya panjang.
Pemda memberikan pelatihan karena mesin bantuan tahun lalu itu berbeda dengan mesin penggilingannya yang pada umumnya. Mesin itu memiliki lima sistem tingkat penyaringan. Sedangkan mesin giling pada umumnya hanya memiliki dua sistem penyaringan.
Untuk rencana pelatihan ataupun studi banding, akan di ikut sertakan pengurus Gapoktan dan operator mesin dengan harapan nanti mereka paham pembukuan dan operasi mesinnya kedepan tidak mengalami kendala.
Disinggung soal tanah yang saat ini pabrik dimaksud terbangun, Dion akrabnya disapa menegaskan bahwa tanah tersebut merupakan hibah dari gabungan kelompok penerima manfaat.

“Dana yang Rp 6 milyar itu sedikitpun tidak digunakan untuk pembebasan lahan. Murni untuk mesin dan perangkat yang disebutkan tadi,” paparnya.
Hematnya, jika dihitung dengan mudah maka per/Gapoktan mendapatkan Rp 1 milyar untuk pambangunan lumbung pangan meliputi gudang untuk penyimpanan hasil panen dengan kapasitas 100 ton, lantai jemur dan pembangunan rumah Rice Milling Unit (RMU) Bed Dryer serta pengadaan mesin RMU dan bed drayer itu sendiri.
Pada media, Ia juga menerangkan bahwa untuk saat ini mesin Bed Dryer pabrik tidak dioperasikan dengan maksimal karena ada hubungannya dengan cuaca panas seperti saat ini.
“Bed Dryer ini nanti akan dioperasikan biasanya pasca panen perdana karena kondisi gabah petani basah/lembab lantaran periode Januari-Maret ini musim hujan. Kan petani dimasa itu kesulitan untuk menjemur gabahnya. Jadi, itulah manfaat mesin pengering,” ulasnya.
Apakah ada rencana pengadaan pabrik penggilingan tahun ini, Ia menjawab Insya Allah ada satu unit saja.
“Satu unit mesin pengering untuk Kelompok Tani (Poktan) di Desa Senayan Kecamatan Poto Tano,” imbuhnya seraya menafsirkan, kalau yang bantuan tahun lalu untuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sedangkan tahun ini untuk Kelompok Tani (Poktan).
“Ada juga lantai jemur yang akan kami berikan kepada kelompok terutama yang belum memiliki lantai jemur, sebut saja seperti Desa Mantar, Tambak Sari dan juga Desa Klanir,” pungkasnya. (deP).