Dari kanan-Camat Taliwang, Aku Nur Ahmadin (topi hitam). Ketua DPRD Kaharuddin Umar. Bupati Sumbawa Barat Dr .Ir .H. W. Musyafirin MM. Dandim 1628/SB Letkol Inf Octavian Englana P. Kapolres Sumbawa Barat AKBP Yasmara Harahap S IK dan Ketua harian GP2B2K Sarimin SH (topi putih). Foto bersama usai lari eksibisi. (Foto: ist)
Berita ini Kerjasama Kominfo Sumbawa Barat dengan PenaTenggara.com
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Ada yang menarik saat kegiatan Barapan Kebo Dandim 1628/SB Cup tahun 2023 di Desa Lalar Liang, Kecamatan Taliwang, Minggu (2/7).
Dua pimpinan daerah yakni Kapolres Sumbawa Barat AKBP Yasmara Harahap S.IK dan Dandim 1628/SB Letkol Infantri Octavian Englana P menjadi joki pada lari eksibisi kegiatan dimaksud.
Aksi dua pimpinan daerah itu mengundang riuh penonton apalagi keduanya baru merasakan sensasi menjadi joki. Terlebih lagi saat keduanya jatuh di tengah arena berlumpur. Terbayang bukan!
“Kami di tantang oleh Bupati tadi. Alhamdulillah, ternyata mantap dan luar biasa,” ungkap Dandim.
Baginya, adat budaya Barapan Kebo merupakan tradisi leluhur yang wajib di lestarikan terlebih identitas tau tanah Sawama yang di dalamnya Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa.
“Apa yang kami laksanakan hari ini merupakan wujud dari kecintaan kami kepada budaya Barapan Kebo,” terang Dandim.
Sebenarnya, kegiatan Barapan Kebo di selenggarakan tahun lalu dalam rangka HUT TNI tahun 2022. Tetapi, karena wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda, akhirnya di batalkan.
“Alhamdulillah, hari ini bisa kami gelar sekaligus mendukung membangun budaya lokal. Bersama rakyat TNI kuat, bersama TNI kita lestarikan budaya Karapan Kerbau,” tutup Dandim.
Sebelumnya, Bupati Sumbawa Barat Dr. Ir. H. W. Musyafirin MM pada sambutannya mengatakan pihaknya mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan
“Kegiatan berapan ini merupakan salah satu wadah untuk memperkokoh silaturrahmi masyarakat baik itu antar pemilik kerbau kerapan ataupun antar pencinta budaya ini,” paparnya.
Peno mo nyata tu gita, pembangunan pang masa ta, boat adat tu sakuat. Boat adat tu sakuat, edap adap tu mantapmo, na gier tangko ling rungan. Pesan dari lawas (puisi) tersebut bahwa kita menyaksikan pembangunan di era modern ini, dan kegiatan sosial adat dan budaya harus tetap dijaga. Bukan sampai disitu saja, akhlukul karimah tetap dijaga serta membangun jalan pikiran yang arif dan bijaksana.
Yang tidak kalah penting lagi, sambung Bupati ialah membangun jalan pikiran. Saling memaafkan dan jangan saling menyalahkan.
Terakhir, ujar Bupati bahwa ini musim kemarau. Teman-teman Barapan tetap eksis bermain di arena berlumpur. Adanya air di tengah lapang arena, karena pasti ada manajemen.
Ada pelajaran yang bisa kita petik bersama, yaitu tetap selalu bersyukur kepada Allah dan memanajemen sesuatu itu penting.
Sebagai penutup, ujar Bupati dalam lawasnya, mana ujan barat siwa, lamin salah si panyomo kenang bajarip no kawan. Mana si ka adal subuh, lamin balong si panyomo, mu kenang mani kawan si. Artinya, meskipun musim hujan, tetapi tidak ada wadah untuk menampung air hujan yang jatuh, jangankan untuk mandi, untuk membasuh muka pun tidak cukup. Sementara, kalau pun itu air embun dan di tampung dengan bagus, jangankan untuk membasuh muka, di gunakan untuk mandi pun bisa.
“Semangat!, kita lestarikan terus budaya ini terlebih kita wariskan kepada mereka anak-anak cucu kita,” pungkasnya. (deP)