
dr. Hana Mileatika Sp KFR (tengah) berfoto bersama civitas hospitalia RSUD As-Syifa. (Foto: ist)
Berita ini Kerjasama Kominfo Sumbawa Barat dengan PenaTenggara.com
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Manajemen RSUD As-Syifa’ terus menghadirkan inovasi baru yang menyangkut pelayanan kesehatan.
Belum lama ini, rumah sakit membuka layanan Jantung dan penyakit dalam. Kali ini, RSUD As-Syifa’ membuka layanan fisioterapi pada pasien.
Hadirnya pelayanan fisioterapi di Sumbawa Barat ini, diharapkan dapat membantu pasien yang mendapat tindakan medis kembali pulih dari sakit yang di deritanya.
Prihal tersebut diutarakan oleh Direktur RSUD As-Syifa’, dr. Carlof Sitompul pada media, Selasa (11/7).
Layanan Fisioterapi di RSUD As-Syifa’ Sumbawa Barat telah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Selain itu, ditangani pula oleh petugas medis yang profesional serta terlatih di bidangnya yaitu dr. Hana Mileatika Sp KFR.
Untuk diketahui, peralatan atau fasilitas fisioterapi di RSUD As-Syifa ialah, Inframerah (IR) yang berfungsi mengurangi nyeri dan melancarkan peredaran darah. Saat ini, terdapat IR portabel dua buah, IR standing empat bohlam sebanyak satu buah dan IR standing satu bohlam sebanyak satu buah. Selanjutnya, Ultrasound 1 yang berfungsi untuk mempercepat pemulihan cedera, membantu peradangan dalam kulit, memperbaiki metabolisme tubuh.
Alat lainnya ialah, Tens BTL 2 yang berfungsi untuk mengurangi nyeri dengan cara blok saraf dan merangsang sistem saraf. 4 ES 2 atau elektrikal stimulasi yang fungsinya untuk menstimulasi saraf otot yg lemah. Terakhir, SWD yang berfungsi untuk merileksasi otot, mengurangi nyeri, meningkatkan metabolisme sel dan mengurangi spasme.
Kami, terang dr. Carlof, terus berupaya meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat. “Semoga pelayanan ini nantinya mampu membawa dampak positif terutama bagi mereka pasien yang berobat ke sini (RSUD As-Syifa,red),” ujarnya.
Pada media, dia juga membeberkan mengenai fisioterapi. Katanya, bahwa fisioterapi itu merupakan bentuk pelayanan rehabilitasi untuk menghindari atau meminimalkan keterbatasan fisik akibat cedera atau penyakit.
Pelayanan yang diberi ini kepada pasien, bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan pasien. Ksrena ketika seseorang mengalami masalah kesehatan yang mengganggu fungsi motorik sehingga mempengaruhi aktivitas fisiknya, fisioterapi bisa memberikan solusi.
Lebih jauh dr. Carlof menjelaskan, dokter dan ahli fisioterapi atau dikenal dengan istilah fisioterapis akan menilai, merencanakan, dan menerapkan program rehabilitasi yang tepat agar dapat meningkatkan atau memulihkan fungsi motorik manusia, memaksimalkan kemampuan gerak, meredakan gejala nyeri, dan mengobati atau mencegah masalah fisik terkait dengan cedera, penyakit, atau gangguan lain.

Dokter dan fisioterapis akan menggunakan beraneka macam terapi dan teknik fisik. Misalnya terapi gerakan, laser, latihan fisik, hingga ultrasonografi. Mereka juga dapat mengembangkan program tertentu untuk screening dan pencegahan penyakit atau gangguan fisik umum.
“Dokter dan fisioterapis mempunyai pengetahuan khusus mengenai cara kerja tubuh sehingga paham ketika ada gangguan fungsi dan bisa mengambil tindakan yang diperlukan,” imbuhnya.
“Layanan fisioterapi ini berlaku untuk semua usia, Jadi tidak hanya lansia, usia produktif bahkan anak-anak pun bisa,” tambahnya lagi.
Terakhir, pria berdarah Batak itu mengatakan bahwa waktu atau sesi fisioterapi bergantung pada kondisi yang ditangani. Untuk kondisi yang ringan, fisioterapi bisa berlangsung dalam hitungan minggu. Sedangkan bila kondisinya berat, bisa jadi butuh fisioterapi hingga berbulan-bulan agar pulih optimal.
“Umumnya, fisioterapi berlangsung selama 30-60 menit per sesi. Pada awal masa fisioterapi, pasien mungkin perlu menjalani 2-3 kali sesi terapi per pekan,” pungkasnya. (deP)