Kepala Desa Sapugara-Bree, Jamaluddin A. Md (baru biru) saat menyerahkan satu ekor sapi kepada Nurasia (pemilik Tanjung Mas) juara I pada kelas 1-2 di pelarian istimewah. (Foto: ist)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Desa Sapugara Bree, Kecamatan Brang Rea berulang tahun ke-20, September 2023.
Dari sekian banyak kegiatan yang diselenggarakan dalam memperingati hari bersejarah itu, Kerapan Kebo menjadi salah satu kegiatan yang paling meriah. Terlebih dikuti oleh 300 peserta baik yang datang dari Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat.
“Atas nama pemerintah desa, terima kasih dan apresiasi kami sampaikan kepada semua peserta yang ikut ambil bagian dalam event ini. Lebih lagi kepada masyarakat dan juga pencinta budaya berapan yang ikut berkontribusi menjaga ketertiban kegiatan sehingga acara ini berjalan lancar dan sukses,” terang Jamaluddin, Kepala Desa Sapugara-Bree pada media, Minggu 22 Oktober 2023 usai kegiatan.
Dikatakannya lagi, jika tahun ini panitia penyelenggara menyediakan lima ekor sapi untuk juara di pelarian istimewah dan sepuluh buah mesin cuci di pelarian umum dan beberaa hadiah menarik lainnya, maka Insya Allah tahun depan akan lebih menarik lagi.
“Sengaja kami pasang hadiah menarik. Tujuannya agar peternak lebih giat dan rajin. Ingat, kerbau kerapan yang berkualitas harga jualnya bisa mencapai Rp. 90 juta bahkan 100 juta lebih,” terang kembali.
Namun, sambung Kades Jamel, berapan ini bukan hanya tentang berkompetisi dan merebut hadiah di arena berlumpur, tetapi juga merupakan wadah untuk memperkokoh silaturrahmi. Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat merupakan persoalan administratif. Tetapi, budaya berapan ini merupakan budaya leluhur yang turun temurun dan harus di lestarikan oleh masyarakat tanah Pariri Lema Bariri dan tanah Sabalong Samalewa.
Lebih jauh Kades Sapugara Bree mengatakan, seiring dengan pelaksaan kegiatan Berapan Kebo ini-memberikan berkah untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Artinya, ada multiplayer effect di sektor ekonomi yang turut digairahkan.
Pantauan media
Diantara peserta yang hadir, kontingen asal Desa Maronge, Kecamatan Maronge, Kabupaten Sumbawa mendominasi juara pada pelarian final dengan hadiah satu ekor sapi.
Pada lari puncak atau pelarian istimewah yang menggabungkan kelas dewasa (1) dan tunas (2), Tanjung Mas berhasil keluar sebagai juara dengan kecepatan 9.56. Dengan kecepatan itu, sekaligus menasbihkn bahwa kerbau yang bandrol dari Desa Lamenta, Kecamatan Empang itu menjadi yang tercepat.
Sementara di kelas harapan (3) dan O (4), lagi-lagi sepasang kerbau kerapan bernama Bintang Pangeran asal Maronge berhasil menjadi yang tercepat di pelarian gabung kelas itu dengan kecepatan 10.29 dan mengalahkan musuh bebuyutannya Putra Baru asal Desa Baru, Kecamatan Moyo Utara yang lari 10.46.
Sedangkan di kelas TK A (6) dan TK B (5), tidak ada satupun kerbau yang berhasil. Sedangkan di kelas formula (7) dan cilik (8) berhasil di raih oleh Raden Kian Santang. Sepasang kerbau kerapan asal Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa itu berhasil membukukan lari dengan kecepatan 11.12. Terakhir dikelas belajar (9a-9b) berhasil diraih oleh Hitam Putih dari Desa Ai Suning, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat dengan kecepatan 11.81.
Sebelumnya, pada lari umum atau masing-masing kelas dengan memperebutkan mesin cuci, yang keluar sebagai juara ialah kelas dewasa (1) di raih oleh Anugerah dari Desa Labu Bontong, kelas tunas di raih oleh Tanjung Mas dari Maronge, kelas harapan (3) di raih oleh Bintang Pangeran asal Maronge, kelas O (4) diraih oleh Sambar Layang dari Sumbawa Barat, kelas TK B (5) di raih oleh Tanpa Batas dari Maronge, Kelas TK A (6) diraih oleh Kota Intan dari Utan, kelas Cilik (7) di raih Gendong Mama dari Sumbawa Barat, kelas formula (8) di raih oleh Raden Kian Santang asal Utan. Kelas 9a diraih oleh Jalur Gaza dari Desa Dasan Anyar-Jereweh, dan 9b diraih oleh Hitam Putih dari Ai Suning. (deP)