
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Keselamatan (Damkarmat), Abdul Razak usai melakukan survey armada di hall parkiran. (Foto: ist)
PemaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Guna memaksimalkan pelayanan publik, Dinas Pemadam Kebakaran dan Keselamatan (Damkarmat) Sumbawa Barat menambah satu unit armada tempur.
Armada tempur itu kapasitas tangki 4.000 liter. Satu unit mobil itu merupakan pengadaan tahun 2025 dengan menelan biaya 1,8 milyar.
Terlebih lagi, satu unit tangki armada tempur itu akan di post kan di Kecamatan Jereweh untuk melayani kebakaran wilayah Jereweh, Maluk dan juga Sekongkang.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Damkarmat, Abdul Razak pada media, Rabu 15 Januari 2025 di ruang kerjanya.
“Total armada tempur kita sampai saat ini sebanyak 5 unit. Beberapa diantara mulai ‘batuk-batuk’ sehingga perlu dilakukan peremajaan” beber Razak.
Mantan Camat Brang Ene itu juga menambahkan, armada tempur maupun mobil suplay yang ada di Damkarmat saat ini didominasi oleh pengadaan lama. Bahkan, sambung Razak, mobil tangki air suplay bantuan PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT) dan pengadaan Pemda tujuh tahun lalu masih di gunakan.
“Ada satu armada tempur yang coba kami usulkan penghapusan. Karena lebih banyak maintenance (perawatan) daripada manfaat,” terangnya.
Disinggung mengenai pelayanan kebakaran untuk daerah yang cukup jauh, mantan Kabag Pemerintahan pada Sekretariat Daerah (Setda) Sumbawa Barat itu menerangkan bahwa pihaknya telah membentuk empat pos zona pemadam. Untuk wilayah Kecamatan Seteluk dan Poto Tano dibuatkan 1 pos. Kecamatan Taliwang, Brang Ene dijadikan satu pos. Kecamatan Brang Rea 1 pos dan satu pos lagi untuk wilayah Kecamatan Jereweh, Sekongkang dan Maluk.
Bagi desa-desa atau wilayah yang jauh dari pos pemadaman, pihaknya mengajak Pemerintah Desa (Pemdes) setempat untuk melakukan pengadaan alat pemadam mini. Dengan demikian, keberadaan alat itu akan meminimalisir dampak terjadinya musibah bencana kebakaran.
“Kita tentu tidak menginginkan adanya musibah. Tetapi dengan adanya alat kebakaran mini ini, kan bisa mengurangi resiko,” paparnya.
Ia juga menyebutkan, beberapa desa yang mesti memiliki armada pemadam mini. Seperti Desa Mataiyang, Rarak Ronges, Mantar, Talonang hingga Tongo. Meskipun akses jalan sudah bagus, tetapi jarak tempuhnya membutuhkan waktu yang cukup lama yang ditambah lagi dengan faktor jalan yang menanjak dan berkelok.
“Kami berharap, Pemdes mau mengalokasikan APBDes-nya untuk belanja pengadaan alat kebakaran mini,” pungkasnya. (deP)