
Bupati KSB, H. Amar Nurmansyah bersama Pangdam IX/ Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni melakukan panen raya di Desa Bakat Munteh, Kecamatan Brang Rea. (Foto: ist)
Berita ini Kerjasama Kominfo Sumbawa Barat dengan PenaTenggara.com
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Bupati Sumbawa Barat, H. Amar Nurmansyah ST.,M.Si bersama Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni S.Pi.,M.Si melakukan panen raya di Desa Bangkat Munteh, Kecamatan Brang Rea, Jum’at (14/3) kemarin.
Panen raya itu merupakan salah satu wujud nyata pemerintah dan TNI dalam mendukung astacita ketahanan pangan.
Mengawali sambutannya, Bupati Sumbawa Barat mengucapkan selamat datang kepada rombongan di bumi Pariri Lema Bariri.
Lokasi yang menjadi spot panen raya ini masuk dalam wilayah irigasi Bendungan Bintang Bano (BBB) yang diresmikan pada tahun 2021 lalu oleh Presiden Joko Widodo. Bendungan ini salah satu bendungan terbesar di NTB dengan kapasitas tampung 78 Juta meter kubik yang di design multifungsi dan fungsi yang paling utama adalah pemenuhan ketersediaan air bagi petani selama musim tanam.
Lebih jauh Bupati menyampaikan, seperti yang kita ketahui bersama bahwa ini menjadi perhatian khusus di kabinet Prabowo Subianto bahwa banyak bendungan yang diresmikan oleh Presiden sebelumnya yaitu Presiden Joko Widodo melalui program 65 bendungan. Bendungan selesai jaringan irigasinya yang belum bisa dituntaskan.
“Jaringan irigasi Bendungan Bintang Bano yang ekstensifikasi seluas 4.500 hektar ini belum terselesaikan, masih dalam tahap penyelesaian. Proses pembangunan hari ini sedang berjalan,” beber H. Amar.
Nah, lokasi panen raya hari ini termasuk dalam wilayah pertanian tadah hujan yang hanya satu kali musim tanam. Tetapi, begitu jaringan BBB ini selesai, maka wilayah ini akan terlayani sehingga musim tanamnya menjadi tiga kali dalam setahun. Intensitas tanamnya naik menjadi 300%,” ujarnya seraya mengatakan, Insya Allah jaringan irigasinya diupayakan rampung tahun depan.
Dalam kesempatan itu, H. Amar – akrabnya disapa, sejauh ini musim panen mulai bergulir. Sejak 14 Februari 2025 sampai dengan hari ini, TNI hadir ditengah-tengah petani memberikan pendampingan. Alhamdulillah, hampir 200 ton gabah petani KSB di serap oleh Bulog dengan harga pembelian Rp 6.500,-/kg.
“Meskipun demikian, maaf pak Jendral, ada tantangan menarik bahwa kadangkala urusan harga anjlok ini bukan murni kesalahan pihak pemerintah tetapi ada contoh bahwa karena kekurangan alsintan terutama yang namanya Combine ini memaksa petani lebih cepat panen sebelum usia layak panen. Belum waktunya panen terpaksa dipanen karena ketersediaan Combine. Berangkat dari hal itu, salah satu program kami nantinya adalah pemerintah akan menyiapkan Combine berbasis BPP Pertanian kecamatan yang insya Allah mulai tahun ini . Ketika air irigasi sudah baik maka harus ada usaha untuk meningkatkan hasil dari usaha pertanian dengan pengembangan varietas unggul,” gugah mantan Sekda itu.
Terkahir, dirinya juga menyampaikan ucapan terimakasih dan dan apresiasi atas kerja-kerja kolaborasi, khususnya TNI AD yang selama ini berkolaborasi dengan Polri membantu Pemerintah melalui Program PDPGR. “Mudah-mudahan kerja-kerja kolaborasi sinergitas ini akan terus kita tingkatkan dimasa yang akan datang,” tandasnya.

Sementara itu, Pangdam Udayana Muhammad Zamroni menekankan kepada masyarakat bahwa yakinlah bahwa pemerintahan hadir untuk rakyat.
Alhamdulillah, kita bisa panen raya. Kedepannya pemerintah pasti akan memikirkan persoalan yang ada berkaitan dengan pertanian di Sumbawa Barat, semuanya akan diperhatikan seperti halnya semboyan daerah ini yaitu pariri lema lima bariri.
“Semangat gotong royong harus diteguhkan, jangan semuanya diserahkan kepada pemerintah. Kita turut memelihara yang sdah diberikan, semangat gotong royong harus kita bangun bersama-sama sehingga ada partisipasi masyarakat karena ini berkaitan dengan kelangsungan hidup dan kehidupan kita,” ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah selalu berpikir agar bagaimana supaya rakyat ini sejahtera, bagaimana rakyat ini setiap hari tersenyum, kalau kita tersenyum bebas dari penyakit jantung, bebas dari kolesterol bebas dari sakit hati dan lain sebagainya.
Terakhir, Pangdam berpesan untuk menjaga kelestarian hutan. Kami memberi apresiasi terhadap alam Sumbawa Barat yang masih hijau. Jangan tebang kayu hutan, jangan bangun rumah di atas gunung, tidak usah tanam jagung dengan membabat hutan, karena ternyata hasil jagung tidak seberapa dengan kerusakan yang terjadi pada hutan kita. Biarlah itu menjadi pelajaran bagi kita jangan sampai kita ikut-ikutan langkah keliru seperti yang ada pada daerah lain. Jangan kita mengelola alam dengan instan dengan cepat. Dengan adanya hutan, akan ada air.
“Alhamdulillah di tempat ini masih hijau sejuk. Kita berdoa semoga dengan program Bupati, pertanian akan semakin maju, bisa tanam tiga kali dan para petani bisa naik haji,” tutup Pangdam Udayana disambut do’a Aminn. (deP)