
Ilustrasi gambar stop HIV/AIDS. (Foto: ist)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) – Penyebaran kasus penyakit menular HIV/Aids memprihatinkan. Tahun 2025 ini Dinas Kesehatan Sumbawa Barat menemukan tiga kasus baru yang penderitanya terdiri dari dua orang perempuan dan satu orang laki-laki.
“Teman-teman Odha (istilah bagi orang positif HIV/AIDS) itu rata-rata usia produktif,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Hj. Erna Idawati melalui Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL), Indra Alamsyah, Indra Alamsyah pada media, Jum’at (14/3).
Jumlah kasus yang ditemukan ini sejak Januari s/d Maret 2025. Sementara jumlah penderita HIV/AIDS tahun 2024 lalu sebanyak 10 orang. Dengan demikian, jika digabung tahun ini dengan tahun 2024 lalu, maka jumlahnya 13 kasus.
Pada media, Indra memaparkan, bahwa ada banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya penularan penyakit HIV/AIDS ini. Dapat menular melalui prilaku gonta-ganti pasangan seks, menggunakan jarum suntik bekas, bahkan melalui transfusi darah dari orang yang terkontaminasi HIV/AIDS.
“HIV/AIDS tergolong penyakit berbahaya yang mudah menular. Beberapa gejala yang bisa menjadi indikasi awal penyakit ini, antara lain batuk berkepanjangan, bersin, serta penyakit lain yang sulit sembuh,” terang Indra.
Ia mengatakan, meskipun hingga kini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS secara total, pihaknya tetap memberikan pelayanan medis dengan membantu Odha untuk mengontrol kesehatan serta memberikan obat antiretroviral sebagai penawar laju perkembangbiakan virus yang menyerang dan melemahkan kekebalan tubuh.
Jadi, papar Indra kembali, obat antiretroviral ini adalah kelompok obat untuk menangani infeksi HIV sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita HIV dan menurunkan resiko dari terjadinya komplikasi akibat HIV, yakni AIDS.
Lebih jauh Indra mengatakan, dalam rangka menekan angka penyebaran HIV/AIDS, pihaknya terus memberikan edukasi dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Kegiatan itu dilakukan melalui berbagai flatform media, termasuk media sosial hingga layanan puskesmas setempat.
“Kami berharap, masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan, setia pada pasangan dan menghindari perilaku seksual beresiko dan lebih berhati-hati. Tetap mengedepankan pola hidup sehat guna mencegah penyebaran HIV/AIDS yang mematikan itu,” tandasnya.
Terakhir, Indra mengungkapkan bahwa Odha ini terjaring setelah Dikes melakukan screening tehadap kelompok-kelompok yang rentan seperti pekerja seks, waria, laki seks lelaki (LSL) serta penderita penyakit menular seksual selama tiga bulan sekali. (deP)