
Kepala Dinas Perikanan Sumbawa Barat, Noto Karyono S.Pi.,M.Si usai memberikan keterangan media. (Foto: ist)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Petani rumput laut di Desa Kertasari, Kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat mengalami kerugian yang cukup besar. Pasalnya, petani setempat gagal melakukan panen lantaran rumput raut banyak rontok hingga diserang penyakit.
Berangkat dari kejadian itu, Dinas Perikanan Sumbawa Barat langsung melakukan pengambilan sampel air di wilayah perairan kertasari.
“Kami sudah mengambil dan mengirim sampel air di perairan Kertasari untuk diuji ke labolatorium. Dengan demikian, dapat disimpulkan apa yang menjadi penyebab petani rumput gagal melakukan panen secara normal,” ungkap Kepala Dinas Perikanan, Noto Karyono S.Pi.,M.Si pada media, Rabu 23 April 2025.
Akibat kejadian itu, Dinas Perikanan memberikan solusi kepada petani rumput laut dengan melakukan penanaman ulang yang bibitnya di tanggung dan bagikan secara gratis oleh pemerintah. Akan tetapi, sambung Noto, petani menolak karena penanaman ulang ditakut akan sia-sia karena di khawatirkan rontok seperti musim tanam yang berlalu.
Lebih jauh Noto, petani setempat menduga bahwa musibah ini dipicu oleh cuaca ekstrem yang menyebabkan gelombang tinggi, angin kencang dan juga hujan lebat sehingga salinitas air laut berubah.
Memang, terang Noto, salinitas air laut itu dapat berubah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor seperti penguapan, curah hujan, limpasan sungai, dan pencairan es, serta perubahan iklim. Perubahan salinitas ini dapat berdampak pada ekosistem laut dan sirkulasi air laut.
Limpasan air sungai turut memberikan pengaruh karena membawa material dari hulu ke hilir hingga air laut menjadi terkontaminasi. Menurutnya, aliran air tawar dari sungai ke laut dapat menurunkan kadar garam (salinitas) di daerah muara dan sekitarnya. Dengan demikian, semakin banyak sungai yang bermuara, semakin rendah salinitas air laut di area dimaksud.
“Salinitas air laut yang ideal untuk pertumbuhan rumput laut pada umumnya berkisar antara 28-34 ppt atau parts per thousand,” jelasnya.
Terhadap kejadian tersebut, hasil dari uji labolatorium air akan menjadi acuan dan pegangan bagi petani rumput laut dalam memantau siklus sebelum melakukan penanaman.
“Iklim dan cuaca ikut mempengaruhi pertumbuhan rumput laut,” pungkas mantan Kabag Pemerintahan itu. (deP)