
Nurjannah, anggota DPRD KSB saat menyampaikan argumentasi terkait harga gabah
Foto: ist
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Anggota legislatif Sumbawa Barat, Nurjannah cukup berang dengan kondisi panen perdana di tahun 2022 ini. Betapa tidak, harga gabah petani terjungkal di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Untuk diketahui, besaran HPP yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Permendag No.24 tahun 2020 yaitu untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp4.200/kg.
“Beberapa wilayah pertanian di KSB sudah melakukan panen. Tapi sayang, harga justru anjlok,” ungkapnya pada media, Kamis (16/2).
Kejadian harga gabah yang anjlok ini terus berlanjut. Mulai dari Rp 4.100,-/kg, 4.000,-/kg dan kini sudah pada posisi Rp 3.800,-/kg. Dengan harga yang semakin turun, Politisi asal Desa Desaberu, Kecamatan Brang Rea itu meminta Koperindag dan Bulog serius menangani hal itu.
“Sampai kapan petani sejahtera jika harga gabah saja terjungkal,” ujarnya.
Harus kita ingat bersama, papar politisi dari partai besutan Megawati Soekarno Putri itu mengatakan, bahwa biaya operasional untuk sektor pertanian cukup besar. Sebut saja sewa bajak, penyemaian benih, perawatan, pupuk hingga pestisida.
“Panen perdana saja harganya sudah berada di bawah HPP. Lantas bagaimana dengan panen raya yang di prediksi akhir Februari-Maret mendatang.?,” tanyanya.
Ia menambahkan, petani di Sumbawa Barat masih banyak yang menggantungkan nasibnya pada hasil penjualan gabah. Dari hasil itulah di gunakan untuk operasional keluarga, biaya pendidikan anak dan membeli kebutuhan lainnya.
“Atas nama Komisi II, kami meminta pemerintah melalui SKPD terkait untuk segera ambil tindakan. Dan ingat, jangan biarkan kondisi harga yang terjungkal ini berlarut-larut,” tegasnya seraya mengatakan kasihan petani. Mereka mesti di apresiasi dengan harga yang stabil. (deP)