PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Ketersediaan lapangan kerja untuk warga masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) nampaknya harus menjadi catatan serius bagi pemerintah. Pasalnya, masih banyak warga setempat yang mengadu nasib ke luar negeri untuk mencari nafkah guna mendukung ekonomi keluarga.
Tingginya angka warga setempat yang berangkat ke luar negeri berprofesi sebagai pekerja migran menjadikan NTB masuk dalam daftar lima besar provinsi di Indonesia dengan penopang devisa terbanyak. Padahal, provinsi yang lahir pada 17 Desember 1958 itu dikaruniai kekayaan akan sumberdaya alam dan mineral yang terkandung di dalamnya.
“Disalah satu forum, belum lama ini, kami berbicara masalah TKI dan ikut bergabung dari KSB, Sumbawa, Bima, Kota Bima hingga Dompu. Karena apa, karena NTB ini penopang devisa nomor empat di Indonesia,” ungkap H. M. Syafrudin, ST., MM anggota DPR RI Dapil NTB I saat lawatannya ke Sumbawa Barat, Senin (23/5).
Nah, bagi warga yang berniat menjadi pekerja migran, politisi dari Partai Amanat Nasional itu mengingatkan, yang paling penting untuk di perhatikan ialah kapasitas dan kemampuan.
“Jangan mau berangkat jika kurang kemampuan karena itu sangat berbahaya ditambah lagi dengan kompetisinya yang luar biasa,” tegasnya.
Ditanyai mengenai rekomendasi legislatif agar eksekutif menyediakan lapangan kerja yang masif, Rudi Mbojo-akrabnya dikenal mengatakan, sebenarnya lapangan pekerjaan itu banyak sekali. Dan yang paling penting harus diperhatikan kualitas dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Tingkatkan kualitas SDM, Insya Allah mendapatkan pekerjaan akan lebih muda. Mustahil seseorang dapat bekerja jika tidak memiliki SDM,” paparnya. (deP)