
Nampak Desi Ratnasari saat mengharumkan nama Indonesia di Seagame, Fhilipina 2019 lalu. (Foto: ist)
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Sosok Desi Ratnasari pemain bola voli pasir kelahiran Pungkit, Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat, mungkin tak setenar Yolla Yuliana atau Wilda Siti Nurfadhilah.
Namun, siapa sangka pemain kelahiran Pungkit 7 Desember 1997 Kecamatan Lopok itu pernah mengharumkan nama Indonesia di ajang Seagame Hanoi Philifina 2019 lalu dengan menyumbang medali perunggu di cabang olahraga Voli Pasir.
Atas prestasi yang pernah Desi torehkan, pemain yang pernah dibina oleh PPLP NTB 2011 itu kian melejit dan di perhitungkan di kancah bola voli nasional bahkan internasional.
Dengan kemampuan yang dia miliki, klub bola voli nasional Popsivo Polwan kesengsem hingga merekrutnya guna memperkuat lini serang tim tersebut di ajang Livoli Devisi Utama. Yang mana event tersebut merupakan kompetisi antarklub bola voli amatir kasta pertama Indonesia yang diselenggarakan oleh Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia.
Bersama tim Popsivo Polwan yang dibesut oleh Niko Dwi Purwanto, Desi menggunakan kostum nomor punggung 16 dengan mengisi posisi outside hitter.
Di Livoli tahun ini, Popsivo Polwan di isi oleh pemain-pemain hebat seperti Amalia Fajrina Nabila, Bunga Mitasari, Komang Bumi Rekta, Citra Ayu Rachmadi hingga Agustin Wulandari.
Nah, di Livoli sendiri, Jakarta Popsivo Polwan tergabung dalam Pool E yang dihuni oleh tim tangguh seperti Kharisma Premium Bandung, Jakarta TNI AU, dan Wahana Express Group Bandung.
Sebagaimana diketahui, Popsivo Polwan merupakan salah satu tim kuat, bahkan pernah mencicipi manisnya podium juara di tahun 2011. Saat itu mengalahkan Bank Jatim dengan skor 3 -1 di GOR Padjadjaran, Bandung. Selebihnya, Popsivo langganan masuk final pada tahun 2006, 2017 dan 2019.
“Saya dan tim akan all out memberikan yang terbaik di Livoli ini,” ungkap dara cantik dari pasangan Ahmad Abdullah dan Jumiati itu.
Lepas dari itu, kecintaannya kepada olahraga memukul kulit bundar karena ibunya pernah menjadi atlet bola voli indoor di era tahun 90-an. Sehingga, tidak salah pepatah dialamatkan padanya buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Faktor genetik olahraga voli mengalir dalam dirinya. Bahkan, sejak kecil Desi sudah diperkenalkan oleh ibunya tentang dunia voli bahkan sering diajak ikut bepergian kemana ibunya bertanding. Di usia kecil juga, dia sudah menguasai tehnik dasar bermain voli. Tidak salah, saat masih duduk di bangku SMP, Desi telah mengikuti berbagai event.
“Di ajang Livoli ini, saya juga mendapat support serta do’a restu dari kedua orang tua untuk membawa Popsivo bisa naik podium,” ujarnya.
Lebih jauh lagi, Desi pertama kali mengikuti turnamen Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) NTB tahun 2011 dan berhasil meraih prestasi. Dari situlah, dirinya sudah mewakili tim NTB ke level nasional.
Malang melintang di dunia pervolian tanah air, Desi berhasil menorehkan prestasi mentereng hingga internasional. Diantaranya, Medali emas kejurnas junior Sidoarjo 2013, medali perak sirkuit Nasional Probolinggo 2015, perunggu pra-PON voli pantai 2015, perak sirkuit Nasional Sidoarjo 2018, perak sirkuit Nasional Bandung 2018, perak sirkuit Nasional Tuban 2018, perak sirkuit Nasional Lombok 2018, perunggu south Asia BVB Championship (Singapura) 2018, medali emas Sirnas Bengkulu 2017, peringkat V Asian Games voli pantai Palembang 2018 , perak AVC women beach tour Vietnam 2017, medali emas Sirkuit Nasional Padang 2019, emas pra-PON voli pantai 2019, perak POMNAS voli pantai 2019, medali perak di SEA Games Philippina 2019 hingga medali emas di PON Papua lalu. (deP)