PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Soal harga anjlok di musim panen raya, ibarat momok bagi petani yang sejatinya segera di ‘amputasi’.
Panen raya 2023 yang mulai bergulir, harga gabah sudah bermain diangka Rp 4.000,-/kg. Padahal, harga pembelian atas Gabah Kering Panen (GKP) Tingkat Petani ditetapkan Rp.4.550 per/kg sebagaimana Surat Edaran (SE) Bapanas no.47/TS.03.03/K/02/2023 tentang Harga Batas Atas Pembelian Gabah atau Beras. Terlebih, berlaku sejak 27 Februari 2023 sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian.
“Petani meminta Bulog dan Pemda melalui Satgas Pangan turun ke lapangan,” tegas Nurjannah, legislator DPR Sumbawa Barat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Dikatakannya, persoalan ini harus segera disikapi. Jangan dibiarkan berlarut-larut. Karena harga kalau sudah turun, maka untuk menaikkannya kembali sesuai HPP itu akan sulit. Stop petani dihadapkan dengan harga yang tidak manusiawi.
Satgas pangan dan Bulog, sambung Nurjannah harus berperan aktif melakukan pemantauan harga. Menurutnya, sebagian petani di Sumbawa Barat hari ini, ibarat jatuh tertimpa tangga. Belum pulih setelah diterjang banjir, kini dihadapkan dengan harga yang anjlok.
“Petani melakukan panen itu berkah. Tetapi, disisi lain, mereka menjerit saat penjualan,” terangnya pada media, Senin (27/2).
Pada kesempatan itu, pendulang suara terbanyak anggota legislatif tersebut juga menagih janji Bulog yang pada saat RDP dengan Komisi II, mereka berapi-api bahwa secara kelembagaan siap menyerap gabah petani.
“Tapi faktanya, Bulog mana. Ini harga sudah jatuh,” tanyanya seraya mengatakan bahwa masyarakat petani butuh bukti, bukan sebatas wacana.
Nah, kalau memang Bulog dan mitranya di KSB tidak mampu menyerap gabah petani sesuai SE Bapanas, maka apa salahnya mitra Bulog dari luar KSB kita undang masuk untuk membeli gabah petani disini agar sesuai standar pembelian. Sebagaimana kita ketahui, imbuh Nurjannah, mitra Bulog dari luar KSB memiliki kapasitas besar.
Ia juga menyarankan, agar dana HDG sebesar Rp. 2 milyar itu segera di manfaatkan. “Jangan kambing hitamkan soal kualitas gabah petani sehingga harga gabah menjadi anjlok. Selain itu, sikat kemunculan tengkulak yang bisa saja mengelabui petani sehingga harga menjadi merosot,” terang politisi dari Dapil II itu.
“Bentuk kerja keras mereka teman-teman petani harus kita angkat. Ya itu tadi, harga gabah jangan sampai turun. Berikan keadilan pada petani karena mereka punya hak untuk sejahtera,” pungkas anggota Komisi II itu. (deP)