dr. Kusparta Aryadi, Sp.OG saat memaparkan materi dihadapan peserta.
Berita ini Kerjasama Kominfo Sumbawa Barat dengan PenaTenggara.com
PenaTenggara.com, (Sumbawa Barat) — Sebagaimana diketahui, salah satu konsentrasi Kementrian Kesehatan RI saat ini ialah penanganan terhadap penyakit Katastropik yang meliputi Jantung, Stroke, Ginjal dan Kanker.
Bahkan, sebagai wujud pedulinya, Kemenkes menargetkan layanan empat penyakit dimaksud dapat dilaksanakan di seluruh rumah sakit kabupaten/kota di Indonesia.
Nah, dari sekian jenis kanker yang ada-selain kanker payudara terdapat salah satu jenis kanker yang dapat menyerang daerah sensitif kaum wanita yaitu kanker serviks. Penyakit tersebut tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya berkembang secara perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Oleh sebab itu, penting untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini sebelum timbul komplikasi serius.
Kanker serviks atau kanker leher rahim, terangnya merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan pada tahun 2020, lebih dari 600.000 kasus kanker serviks dengan 342.000 kematian di seluruh dunia.
Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak terjadi dari seluruh kasus kanker pada tahun 2020. Tercatat ada lebih dari 36.000 kasus dan 21.000 kematian akibat kanker ini.
Demikian diutarakan oleh dr. Kusparta Aryadi, Sp.OG pada saat seminar kesehatan tentang pencegahan dini terhadap kanker serviks.
Untuk diketahui, kegiatan seminar kesehatan merupakan agenda Kejari Sumbawa Barat yang berkolaborasi dengan RSUD Asy-Syifa’ dalam rangka menyambut Hari Bhakti Adyaksa ke-63 dan HUT IAD ke – XXIII, Kamis (20/7) lalu.
Kegiatan tersebut, dibuka oleh Kajari Sumbawa Barat, DR. Hj. Titin Herawati Utara SH.,MH. Turut Wakil Ketua DPRD, Ketua Pengadilan Agama, Ketua TP PKK, pengurus GOW hingga Organisasi Wanita Forkopimda Sumbawa Barat.
Dalam pemaparannya, dr. Kusparta Aryadi menjelaskan bahwa kanker serviks di bagi menjadi dua jenis. Pertama, Karsinoma sel skuamosa atau (KSS). Kanker ini adalah jenis kanker serviks yang paling sering terjadi. KSS bermula di sel skuamosa serviks, yaitu sel yang melapisi bagian luar leher rahim.
Kedua, Adenokarsinoma. Kanker ini merupakan jenis kanker serviks yang bermula di sel kelenjar pada saluran leher rahim.
“Meski jarang terjadi, kedua jenis kanker serviks di atas dapat terjadi secara bersamaan. Kanker serviks juga bisa terjadi pada sel leher rahim selain sel skuamosa atau sel kelenjar, tetapi hal ini sangat jarang terjadi,” bebernya.
Lebih lanjut, bahwa penyebab dari Kanker serviks ini terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuk sel kanker. Terus, belum diketahui apa yang menyebabkan perubahan pada gen sel-sel tersebut. Namun, kondisi ini diketahui terkait dengan infeksi human papilloma virus (HPV), yang bisa menular melalui hubungan seksual.
Nah, untuk angka harapan hidup pada penderita kanker serviks tergantung pada stadium yang dialaminya. Angka ini, beber tenaga kesehatan di RSUD Asy-Syifa’ itu merupakan gambaran persentase penderita yang masih hidup 5 tahun setelah didiagnosis menderita kanker serviks.
Sebagai contoh, sambungnya, angka harapan hidup 80% berarti 80 dari 100 penderita bertahan hidup hingga 5 tahun atau lebih setelah terdiagnosis kanker serviks.
“Ini merupakan angka harapan hidup bagi penderita kanker serviks berdasarkan stadium yang dialami. Untuk Stadium 1: 90% atau lebih. Stadium 2: 60–80%. Stadium 3: 50% dan Stadium 4: ≤30%,” ujarnya.
Untuk pengobatan dan pencegahan Kanker Serviks sendiri tergantung pada stadium kanker yang dialami pasien dan kondisi kesehatannya. Tindakan yang dilakukan dokter meliputi kemoterapi, radioterapi, bedah, atau kombinasi dari ketiganya.
Peluang penderita kanker serviks untuk sembuh akan lebih besar jika kondisi ini terdeteksi sejak dini. Oleh sebab itu, setiap wanita disarankan untuk menjalani skrining kanker serviks secara berkala sejak usia 21 tahun atau sejak menikah.
Selain itu, pencegahan infeksi HPV yang dapat memicu kanker ini juga dapat dilakukan dengan menjalani vaksinasi kanker serviks sejak usia 10 tahun.
Ditempat yang sama, Dirut RSUD Asy-Syifa’, dr. Carlof mengatakan pihaknya mengapresiasi atas kegiatan yang diinisiasi oleh Kejari Sumbawa Barat. Tren penderita kanker saat ini cenderung mengalami peningkatan. Sehingga perlu memberikan edukasi serta pengetahuan atas deteksi dini penyakit kanker bagi masyarakat.
“Kita bersyukur, tadi ibu-ibu cukup antusias dalam mengikuti materi. Itu menandakan bahwa kegiatan seperti ini dianggap sangat penting untuk mengedukasikan mereka,” ujarnya.
Lepas dari itu, saat ini RSUD Asy-Syifa’ sudah mampu melayani pasien penderita jantung, dan ginjal.
“Untuk stroke dan kanker, saat ini belum bisa melayani,” singkatnya.
Meskipun demikian, pihaknya saat ini tengah berusaha dan berupaya untuk membuka layanan medis mengenai stroke dan kanker.
“Ini jadi tantangan dan PR bagi kami bagaimana kedepannya agar RSUD Asy-Syifa’ melayani pasien penderita kanker,” pungkasnya. (deP)