Fajrin Syam A. J., S.T.P.
(Mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana Magister Manajemen Inovasi, Universitas Teknologi Sumbawa)
Permintaan pasar rumput laut baik dalam maupun luar negeri sangat besar, bahkan untuk tingkat konsumsi (pasar) taraf lokal pun para pembudidaya masih kesulitan untuk mencukupinya, belum lagi ditambah permintaan luar negeri yang kian hari semakin meningkat, bahkan bisa dikatakan tidak terbatas. Permintaan rumput laut secara global pada tahun 2012 mencapai 541.020 ton rumput laut kering jenis E. Cottoni sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2012 tercatat 6,5 ton (KKP, 2012).
Rumput laut memiliki nilai ekonomis yang penting karena penggunaannya yang sangat luas dalam industri kosmetik, makanan, obat-obatan maupun industri-industri lain yang memanfaatkan rumput laut sebagai salah satu bahan baku. Beragamnya kandungan dan manfaat pada rumput laut, menjadikan komoditas ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Selain untuk dikonsumsi, rumput laut secara luas dimanfaatkan di industri farmasi, pertanian, tekstil maupun food processing di lebih dari 50 negara di dunia.
Secara umum di Indonesia, budidaya rumput laut dilakukan dalam tiga metode penanaman berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar perairan, yaitu metode dasar, metode lepas dasar, dan metode apung. Dalam upaya memenuhi permintaan pasar, salah satunya permasalahan tersebut adalah kurang maksimalnya hasil panen rumput laut. Dengan teknik budidaya yang tepat dan sesuai kebutuhan bibit rumput laut tersebut akan menghasilkan yang maksimal sehingga permasalahan dari permintaan pasar bisa diatasi.
Pentingnya menggunakan metode lepas dasar pada perairan yang ada di desa Kertasari disebabkan kondisi yang sangat cocok untuk budidaya rumput laut khususnya jenis rumput laut Eucheuma cottonii, hal ini berdampak pada peningkatan hasil pertanian rumput laut yang ada di desa Kertasari
Pada proses modifikasi metode lepas dasar, penulis sebelumnya melakukan pengamatan kecepatan arus ombak yang berada di area lahan penanaman bibit dengan jarak 50 meter dari pesisir pantai. Dari analisa SWOT terkait proses modifikasi metode lepas dasar yang dimana dari segi strengthnya, memperluas areal budidaya, mengembangkan pengolahan hasil budidaya dan cocok dengan perairan yang ada di desa Kertasari. Dari segi weakness, dengan metode arus lepas secara umum yang digunakan di desa Kertasari sangat tidak cocok karena arus yang kuat mengakibatkan tercopotnya patok sehingga tali ris bentangan tercampur aduk dengan tali bentangan lain hingga menyebabkan kerontokan pada bibit tersebut dan mengakibatkan copotnya bibit dari tali titik sehingga hasil panen kurang maksimal. Dari segi opportunity bila di modifikasi, bibit mendapatkan cahaya matahari yang cukup untuk pertumbuhan sehingga ketika panen bisa menghasilkan yang maksimum. Dari segi threat, NTB termasuk wilayah yang rawan gempa bumi sehingga bisa merusak permukaan dasar laut yang mengakibatkan lahan rusak termasuk media tanamnya.
Maka dengan metode lepas dasar secara umum, penulis melakukan modifikasi letak penanamannya yang awalnya secara horizontal beralih ke vertikal guna mengurangi hambatan arus ombak dan menghindari terjadinya kerontokan bibit yang mengakibatkan copotnya bibit. Walaupun cara ini tidak menjamin akan menghasilkan hasil yang maksimum karena beberapa ancaman yang tidak bisa kita atasi secara menyeluruh seperti gempa bumi dan lain-lain.
berikut adalah gambar pemasangan pondasi secara vertikal
Tali yang digunakan dalam metode lepas dasar berupa tali ris bentang, tali ris utama dan tali titik. Kesepakatan para petani budidaya rumput laut di desa Kertasari untuk tali ris bentang memiliki panjang 9 meter dan 12 meter, dimana untuk tali ris bentang 9 meter memiliki 100 tali titik sedangkan 12 meter memiliki 130 tali titik. Dianjurkan menggunakan tali ris bentang jenis multifilament polyethylene diameter 4 mm – 5 mm guna kenyamanan para pelaku jasa pengikat bibit rumput laut dan masa ketahanan talinya lebih awet. Tali ris utama metode lepas dasar berupa tali jenis multifilament polyethylene diameter (PE) diameter 8 mm, tali ris utama akan menyusaikan dengan panjang tali ris bentang. Tali titik yang digunakan para petani budidaya rumput laut desa Kertasari adalah plastik es dengan panjang 11 cm – 12 cm dan lebar 1,5 cm. Dimana jarak antara titik ke titik itu sekitar 9 cm – 10 cm.
Pada proses media tanam untuk metode lepas dasar sebelumnya yang digunakan para petani rumput laut di desa Kertasari yaitu menanam berbentuk horizontal yang dimana lahan searah dengan arus ombak sehingga bibit yang masih muda banyak yang putus dan terlepas terbawah arus ombak. Kemudian mencoba melawan arah arus atau arah vertikal yang dimana mengurangi rusaknya bibit dan terlepas tali malah sistem ini membantuk bibit cepat berkembang akibat gelombang laut sehingga menampakkan bibit di atas perairan sehingga hasil fotosintesis tercukupi hingga massa panen bisa menghasilkan dua kali lipat daripada menggunakan sistem horizontal. Selain itu penulis mencoba memodifikasi teknik metode lepas dasar dengan beberapa modifikasi terkait arah pemasangan dan penambahan botol di setiap titik tali bentangan sehingga akan membantu dalam proses fotosintesis ketika arus ombak lagi tenang. Dampak dari menggunakan moditifikasi ini memberikan peningkatan hasil panen secara signifikan dari hasil panen metode lepas dasar secara umum. Peningkatan hasil panen tersebut mempengaruhi hasil produksi yang ada di UMKM di desa Kertasari salah satunya yaitu PO. Sinar Pagi, dengan peningkatan hasil panen tersebut bisa memenuhi permintaan pasar bahkan menyediakan stok produksi. Sebelum di modofikasi hasil produksi olahan rumput laut dalam sehari di UMKN Sinar Pagi sekitar 40-50 pics setelah di modifikasi hasil produksi olahan rumput laut bisa mencapai 100-150 pics.